di kamarku yang sesak seperti gudang
aku butuh baju yang menyelimutiketakutanku
aku butuh topi yang menutupi rambutku yang perak
aku butuh celana yang memenjarakan kata
dan tak bisa lagi teriak: ini aku
Tuhan lemari kayu yang kau kirimkan
kini telah rusak, karena seluruh baju dan topi
menggedor-gedor tubuh lemari,
hingga mereka teriak:
“Ini aku,ini baju dan topiku
lalu kau mau apa ?”
sepertilemari waktu
yang tak bisu- bisu