Tapi kemarin ada yang aneh pada diri saya. Tiba-tiba saja saya ingin melihat acara sebuah partai. Meski tidak melihat secara langsung, namun akhirnya saya memutuskan untuk melihatnya juga.
Ketertarikan saya berasal dari sebuah media online. Beritanya ditulis begini: Jokowi menyambangi Prabowo sesaat sebelum naik ke podium. Lebih lanjut media itu memberitakan bahwa tidak hanya Prabowo yang disalami oleh Prediden Republik Indonesia itu, tetapi beberapa ketua partai yang notabene "berseberangan " dengan pemerintah turut pula memperoleh uluran tangan. Tentu saja uluran tangan persahabatan.
Pak Prabowo dan Pak Jokowi memang beberapa kali bertemu, itu seingat saya. Maklum, otak saya paling sulit diajak mengingat-ingat. Momen pertemuan yang masih bisa saya ingat, kala Pak Prabowo menyatakan dukungannya kepada pemerintah Pak Jokowi yang saat ini sedang berkuasa.
Tanpa membuang waktu saya mencari momen di RAKERNAS PAN itu di youtube. Dan, terimakasih kepada sang uploader, akhirnya saya bisa menemukan rekamannya.
Saya perhatikan dengan sungguh-sungguh rekaman itu, khususnya saat Pak Jokowi menghampiri Pak Prabowo. Pak Jokowi mengulurkan tangan lantas dibalas oleh Pak Prabowo. Mereka berjabat tangan, saling berpelukan lantas diiringi adu pelipis (Pak Jokowi jarang mengadu pipi soalnya. he.he.he.he) Dari bahasa tubuh dua pemimpin itu sepertinya mereka sudah saling mengenal dengan dekat. Sepertinya lagi, persaingan-persaingan politik tahun lalu tak tersisa sedikitpun. Namun itu hanya dugaan saya saja lho, dalamnya hati siapa tau. Tul gak?
Saya bukan ahli menguliti gestur. Kalau menguliti kacang godog atau pisang rebus, saya ahlinya. Jadi makna presiden menghampiri Pak Prabowo itu bisa dimaknai apa ya?
Bagi saya yang awam ini mudah saja, seperti kata Pak Jokowi,"Saya bahagia Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat bisa berkumpul di RAKERNAS PAN ini." Lebih lanjut Pak Jokowi mengatakan,"Ini yang namanya kebersamaan, ini yang namanya kerukunan, ini yang namanya persatuan. Karena tanpa stabilitas pilitik, tanpa stabilitas keamanan, jangan harap kita bersaing dengan negara-negara lain." Betul pak, kalau itu saya setuju deh!
Tapi tunggu sebentar. Dibalik itu semua sebagai seorang pemimpin pasti ada makna atau maksud tertentu. Entah itu baik atau buruk saya tidak tahu.Saya mencoba memahami apa yang dikatakan Lao Tze mungkin (mungkin lho yaaa..) ada hubungannya dengan "kecurigaan" saya mengenai maksud tertentu itu. Kakek Lao Tze bilang : Menyerbu Kerajaan Wei untuk Menyelamatkan Kerajaan Zhao. (Wei Wei Jiu Zhao). Kalau tidak salah diartikan maknanya berarti : Siapa yang mengetahui seni pendekatan langsung dan tak langsung akan menang. Itulah seni bermanuver.
Hmmm..seni bermanuver ya? Ada yang bisa menjelaskan lebih bagus mengenai manuver Pak Jokowi?
Kalau tidak cocok dengan kata manuver (seperti pesawat Sukhoi kita yang jago ber-manuver), paling tidak seperti kata Pak Zulkifli, kemesraan ini janganlah cepat berlalu. Tul gak?
Salam mesra.....