Keputusan Pemda DKI Jakarta untuk mengadakan busway sangatlah bagus dalam perencanaannya, namun sangat berbeda dengan kenyataan di lapangan. Sebagai pengguna, penulis berpendapat bahwa program ini dibuat dengan sangat terburu-buru. Training untuk para pengemudi maupun asisten yang melayani penumpang di dalam busway sangat minim. Hampir seluruh pengemudi busway setiap hari melanggar aturan lalu lintas, utamanya traffic light. Hampir semua asisten yang ada di dalam busway tidak memiliki rasa melayani. Mereka sibuk dengan telepon genggam masing-masing. Ada telepon genggam penumpang yang berbunyi, mereka ikutan mengecek telepon genggam mereka. Selama beberapa tahun busway beroperasi, masuk kandang karena rusak. Pemaksaan operasi busway yang kurang memenuhi syarat ini mengakibatkan ada yang mogok di jalan dan mengakibatkan berbagai macam hal.
Rencana Jokowi untuk menambah armada busway harus diselaraskan dengan metode pemeliharaan yang baik. Pengecekan kendaraan sebelum operasi, pemeriksaan rutin dan analisa operasional harus dilakukan.
Mudah-mudahan saja, dengan adanya gagasan Jokowi untuk menambah armada dan perbaikan manajemen akan membuat masyarakat lebih berminat karena di halte-halte busway akan tertera jam datang busway, dan seorang supervisor yang siap melayani keluhan masyarakat, semoga !