Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Indonesian Idol, Mau Dibawa Kemana?

7 Juli 2012   08:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:13 1292 8
Ajang pencarian bakat penyanyi di Indonesia dalam tajuk Indonesian Idol 2012 malam ini (7/7) telah memasuki babak grand final. Spektakuler grand final kini menyisakan dua kontestan, yakni Sean dan Regina. Bagi kedua penyanyi, tentu saja menjuarai ajang Indonesian Idol adalah harapan bagi keduanya.

Sebagai tema dan pemilihan judul pada kesempatan kali ini, kami bukan akan membahas lagu berjudul "Mau Dibawa Kemana" yang dipopulerkan oleh band Armada. Meski lagu tersebut sangat menarik, terbukti karena lagu yang easy listening tersebut banyak dibawakan oleh peserta audisi Indonesian Idol.

Indonesian Idol, mau dibawa kemana?

Dibalik semua kegemerlapan ajang Indonesian Idol, tentunya banyak masyarakat yang pesimis dan berpendapat bahwa Indonesian Idol hanyalah ajang "hura-hura" yang berorientasikan pada bisnis semata. Banyak yang beranggapan bahwa dengan cara penilaian yang menggunakan polling sms hanyalah mengejar target pemasukan dari masyarakat saja.

Ajang pencarian bakat, apalagi diadakan oleh stasiun televisi swasta, dapat ditebak tak akan luput dari yang namanya komersialitas. Dari segi sponsor, iklan masuk, maupun dari income yang lain, tentunya akan dimanfaatkan sedemikian rupa demi "gelegar" acaranya. Bayangkan saja, menyewa jasa juri yang notabene adalah artis nasional dengan segudang kesibukan, untuk menghadapi ratusan ribu bahkan jutaan peserta audisi dengan berjuta karakter pula. Proses audisi yang bisa sampai beberapa hari, tentu bisa juga mengakibatkan stres para juri ketika dihadapkan pada sejuta karakter peserta audisi, belum lagi bila kondisi kesehatan dan tingkat kejenuhan juri tidak mendukung. Dengan kenyataan ini saja dapat kita simpulkan, hanya untuk audisi saja pasti penyelenggara menganggarkan cost yang sangat besar kepada juri audisi.

Hanya menang SMS?

Kelanjutan dari "mau dibawa kemana", adalah pemenangnya yang mau dibawa kemana? Seperti yang bisa kita simak, bahwa penentuan pemenang ditentukan berdasar hasil polling sms, jadi siapa yang memperoleh sms paling banyak maka dialah pemenangnya. Dengan sistem ini, maka banyak masyarakat yang pesimis dan kemudian berpendapat "Ahh si anu atau si anu tuh biasa-biasa saja, cuma menang sms doang". Apakah anda juga berpendapat begitu?

Sebenarnya tujuan dari ajang seperti itu apa sich? Bila kita kembalikan ke tujuan, tentu saja adalah untuk mencetak penyanyi yang akan terjun di dunia musik. Untuk artis pendatang baru, tentu diperlukan banyak hal seperti talenta, timing, koneksi, promosi, dan faktor 'X untuk dapat terjun di industri musik. Talenta yang mumpuni tapi tanpa koneksi juga tak akan mampu membuat terjun ke industri musik. Timing yang kurang tepat juga bisa berdampak pada hasil penjualan album. Dan tentu saja faktor 'X adalah peruntungan yang tidak bisa diperhitungkan secara matematis.

Apakah dengan hasil polling sms itu artinya juaranya tidak berkualitas? Sejenak kita bandingkan dulu dengan kondisi akhir 80-an dan awal 90-an dimana saat itu musik rock pada masa kejayaannya. Adalah Log Zhelebour yang rutin mengadakan festival rock tingkat nasional dengan juri-juri yang berkompeten di dunia musik, dan penentuan pemenang di tangan para juri. Kita ambil contoh band Power Metal yang jadi juara, di industri musik seberapa jauh Power Metal diterima pasar? Atau juara lain, kita ambil contoh band Kaisar. Sebagai juara festival tingkat nasional, mana album yang dihasilkan oleh Kaisar? Banyak yang tidak mengetahuinya.

Industri musik tergantung dari pelakunya sendiri. Band Jam-Rock yang tidak juara di festival rock Log Zhelebour saja kini menjadi salah satu band rock yang disegani di Indonesia dengan nama Jamrud. Boomerang yang dulunya bernama Lost Angel juga belum pernah menjuarai festival rock Log Zhelebour. Tapi kenapa kedua band ini bisa sukses? Tentu saja kesuksesan di industri musik bukan hanya sekedar ditandai dengan menjuarai festival, tapi bagaimana seseorang/group itu mampu memanfaatkan semua kesempatan yang ada untuk mendukungnya terjun ke industri musik. J-Rocks yang tampil sebagai juara festival sebuah produk kopi pun ternyata juga mampu memanfaatkan semua kesempatan, hingga kini pun J-Rocks masih eksis di dunia musik tanah air.

Kembali ke Indonesian Idol, ajang ini bukanlah tujuan akhir bagi para pesertanya. Bagi para peserta yang benar-benar ingin terjun ke industri musik sebagai penyanyi, bukan hanya JUARA saja yang harus jadi fokus utama. Masih banyak hal lain yang harus diperhatikan dan yang paling utama adalah niat yang kuat untuk terjun ke industri musik itu sendiri.

Beruntung, bagi para peserta (12 finalis) kemarin, Indonesian Idol ini adalah ajang promosi bagi dirinya pribadi sebagai modal awal yang mungkin tak akan dapat dinilai dengan materi. Tinggal bagaimana orang tersebut mengambil langkah maju ke depan. Apakah peserta menjadikan ajang Indonesian Idol sebagai pelabuhan terakhir? Tergantung dirinya sendiri.



~{[[P.S.K]]}~

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun