Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Permadi: Kampanye SBY 2004 "Hanya Akan Jadi Presiden Satu Periode Saja"

23 Mei 2011   18:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18 875 2
Permadi, pria nyentrik kelahiran Semarang pada 14 Mei 1940 ini seolah tak pernah lepas dari dunia perpolitikan tanah air. Menjadi anggota DPR dari Fraksi PDIP pada 2004-2009 (mengundurkan diri pada Januari 2009), menjadi anggota DPR dari Fraksi Gerindra setelah pemilu 2009 lalu, dan setelah beberapa waktu lalu juga mengundurkan diri, kini Permadi hanya duduk dalam jajaran Dewan Pembina Partai Gerindra. Permadi memang terkenal sebagai sosok yang lantang menyuarakan kritik terhadap pemerintahan saat ini.

Malam tadi (24/5) dalam acara "Tokoh" di tvOne, pria yang identik dengan warna hitam ini banyak mengkritik mengenai penanganan kasus korupsi yang banyak berhenti di tengah jalan. Yang menarik dalam perbincangan dengan presenter Alfito Deannova, Permadi mengingatkan kembali bahwa pada pemilu 2004 lalu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) banyak berjanji bahwa bila dia terpilih menjadi presiden, akan menjadi presiden selama satu periode saja.

Hal ini jadi menarik, karna ternyata media tak banyak mempublish mengenai hal ini (kampanye SBY di 2004). Hal ini terbukti dari indeks di mesin pencarian Google, hanya beberapa 'gelintir' saja yang mengangkat topik yang berisikan tentang kampanye SBY 2004 yang berjanji akan menjadi presiden selama satu periode saja.

Untuk ukuran seorang Permadi yang bisa dibilang 'kawakan' di dunia perpolitikan tanah air, tentu tidak mungkin sembarangan mengeluarkan statement yang sangat berani bila tidak didukung bukti-bukti yang konkret. Memang, bila kita lihat media-media mainstream disaat pemilu, jarang sekali mempublish suatu janji-janji politik dalam satu pokok bahasan tertentu. Media lebih sering menyoroti reportase secara langsung tentang agenda kampanyenya saja dan kadang (atau sering) melupakan sebuah janji-janji politik dari suatu calon selama kampanye.

Bila ditelisik lagi, sangat mungkin SBY mengatakan hal itu pada kampanye 2004 lalu, mengacu pada pernyataan Ruhut Sitompul yang mengusulkan UUD 1945 diamandemen lagi agar presiden bisa menjabat selama tiga periode. Meski telah dibantah juga oleh Anas Urbaningrum bahwa pernyataan Ruhut Sitompul hanyalah opini pribadi, bukan berasal dari kebijakan partai. Namun, hal ini pastilah menimbulkan wacana tersendiri di masyarakat, karena opini yang dikembangkan oleh Ruhut Sitompul pastilah dinilai mengkhianati cita-cita reformasi yang telah tertuang dalam amandemen UUD 1945 yang membatasi jabatan presiden hanya selama dua periode saja.

Bila di kampanye 2004 mengatakan "cukup satu periode saja", dan di kampanye 2009 mengatakan "lanjutkan", maka jangan sampai di kampanye 2014 nanti mereka-mereka yang ada dibawah payung Demokrat mengatakan "TUNTASKAN".

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun