Suatu hari, Raja memutuskan untuk menjodohkan Candra Kirana dengan seorang pangeran dari kerajaan tetangga, bernama Raden Inu Kertapati. Mendengar hal ini, Galuh Ajeng sangat cemburu. Ia pun mencari cara untuk menggagalkan rencana pernikahan tersebut.
Galuh Ajeng pergi menemui seorang penyihir jahat. Dengan sihirnya, penyihir itu mengutuk Candra Kirana menjadi seekor keong mas. Keong tersebut kemudian dibuang ke sungai, dan hanyut jauh dari istana. Tanpa sepengetahuan Candra Kirana, kutukan itu akan berakhir hanya jika ia bertemu dengan cinta sejatinya, Raden Inu Kertapati.
Di sisi lain, Raden Inu Kertapati merasa sangat sedih karena kehilangan Candra Kirana. Ia pun berkelana mencari tunangannya, meski tidak tahu bahwa Candra Kirana telah berubah menjadi keong mas.
Sementara itu, Keong Mas hanyut hingga ke sebuah desa kecil. Seorang nenek tua yang baik hati menemukannya di tepi sungai dan membawanya pulang. Setiap hari, keong mas itu diam di dalam tempurungnya, namun secara ajaib, saat nenek itu pergi bekerja, rumah nenek berubah menjadi sangat rapi, dan makanan lezat tersaji di meja. Nenek tersebut heran, dan akhirnya ia memutuskan untuk mengintip.
Ketika ia mengintip, nenek itu melihat bahwa keong mas berubah menjadi Candra Kirana yang cantik. Nenek itu sangat terkejut, namun ia tidak marah, malah merasa kasihan kepada Candra Kirana. Akhirnya, nenek dan Candra Kirana hidup bersama dengan damai.
Di tempat lain, Raden Inu Kertapati terus berusaha mencari tunangannya. Dalam pencariannya, ia bertemu dengan seorang pertapa sakti yang memberitahunya tentang kutukan Candra Kirana. Dengan petunjuk tersebut, Raden Inu Kertapati akhirnya menemukan desa tempat Candra Kirana tinggal.
Ketika mereka bertemu, kutukan itu pun terpecahkan, dan Candra Kirana kembali ke wujud aslinya. Raden Inu Kertapati membawa Candra Kirana kembali ke istana, dan mereka hidup bahagia sebagai suami istri. Sementara itu, Galuh Ajeng mendapatkan hukuman atas perbuatannya yang jahat.