Sesampainya di rumah, Toba meletakkan ikan di sebuah wadah berisi air. Ketika ia hendak memasak, Toba terkejut karena mendapati ikan itu berubah menjadi seorang wanita cantik. Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai penjelmaan ikan yang telah Toba tangkap. Ia berkata bahwa ia adalah seorang putri yang dikutuk menjadi ikan karena melanggar aturan dari kerajaan langit. Sebagai tanda terima kasih karena tidak jadi dimakan, wanita itu menawarkan untuk menikah dengan Toba, tetapi dengan satu syarat: Toba tidak boleh pernah mengungkit asal-usul sang putri sebagai ikan kepada siapapun, bahkan dalam keadaan marah sekalipun.
Toba pun setuju, dan mereka menikah. Beberapa tahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Samosir. Samosir tumbuh menjadi anak yang ceria namun sedikit nakal. Ia sering membantu ayahnya di ladang, tetapi karena anak-anak, terkadang ia tidak patuh dan malas.
Suatu hari, Samosir disuruh ibunya mengantarkan makanan untuk ayahnya yang sedang bekerja di ladang. Namun di tengah perjalanan, Samosir memakan sebagian besar makanan itu. Ketika Toba mendapati makanan yang diantarkan tinggal sedikit, ia menjadi sangat marah. Dalam amarahnya, ia mengucapkan kata-kata yang terlarang: "Dasar anak ikan!"
Seketika itu juga, langit menjadi gelap dan petir menyambar. Istrinya sangat kecewa dan berkata bahwa Toba telah melanggar janjinya. Sang istri kemudian membawa Samosir pergi, dan tiba-tiba air mengalir deras dari tanah, menggenangi desa dan membentuk sebuah danau besar. Toba tidak dapat menyelamatkan diri dan tenggelam dalam banjir tersebut.
Danau yang terbentuk dari kejadian ini kemudian dikenal sebagai Danau Toba, sementara pulau di tengahnya dinamai Pulau Samosir, sebagai penghormatan kepada anak Toba.