Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Timun Mas

8 September 2024   07:29 Diperbarui: 8 September 2024   07:31 52 0
Dahulu kala, di sebuah desa kecil, hiduplah seorang janda tua bernama Mbok Srini. Ia sangat kesepian karena tidak memiliki anak. Setiap hari, Mbok Srini berdoa agar dikaruniai seorang anak. Suatu hari, ketika ia sedang berdoa, datanglah seorang raksasa besar. Raksasa itu mendengar doa Mbok Srini dan berkata, "Hei, wanita tua! Aku bisa memberimu seorang anak, tapi dengan satu syarat. Ketika anak itu berusia 17 tahun, kau harus menyerahkannya kepadaku."

Mbok Srini yang sangat merindukan kehadiran seorang anak, tanpa berpikir panjang, setuju dengan syarat itu. Raksasa itu kemudian memberikan sebuah biji timun kepada Mbok Srini dan berkata, "Tanamlah biji ini, dan kau akan mendapat anak yang kau inginkan."

Dengan penuh harap, Mbok Srini menanam biji timun tersebut di kebunnya. Tidak lama kemudian, tumbuhlah pohon timun yang besar dan menghasilkan sebuah timun yang sangat besar dan bercahaya keemasan. Mbok Srini memetik timun itu dan membawanya pulang. Betapa terkejutnya ia ketika membelah timun tersebut, karena di dalamnya ada seorang bayi perempuan yang cantik. Mbok Srini memberi nama bayi itu Timun Mas.

Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik dan cerdas. Mbok Srini sangat bahagia, tetapi di balik kebahagiaannya, ia selalu merasa khawatir akan janji yang ia buat dengan raksasa itu.

Tahun demi tahun berlalu, dan tiba saatnya Timun Mas berusia 17 tahun. Suatu malam, raksasa itu datang ke rumah Mbok Srini untuk menagih janjinya. Mbok Srini yang sangat mencintai Timun Mas, memohon agar diberi waktu sedikit lagi. Raksasa itu setuju, tetapi memperingatkan bahwa ia akan datang kembali keesokan harinya.

Dengan hati yang cemas, Mbok Srini menemui seorang pertapa bijak di hutan. Pertapa itu memberi Mbok Srini empat bungkusan kecil berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. "Jika raksasa mengejar Timun Mas, lemparkan benda-benda ini satu per satu. Mereka akan menolongnya," kata pertapa itu.

Keesokan harinya, raksasa itu benar-benar datang dan mengejar Timun Mas. Dengan segera, Mbok Srini menyuruh Timun Mas lari ke hutan dan membawa keempat bungkusan tersebut. Saat raksasa mendekat, Timun Mas melemparkan bungkusan pertama yang berisi biji mentimun. Ajaib! Dari biji-biji itu, tumbuhlah kebun mentimun yang lebat. Raksasa berhenti sejenak untuk memakan mentimun-mentimun itu, tetapi setelah selesai makan, ia kembali mengejar Timun Mas.

Timun Mas kemudian melemparkan bungkusan kedua yang berisi jarum. Seketika, jarum-jarum itu berubah menjadi hutan bambu yang tajam. Raksasa terjebak di dalam hutan bambu itu, namun dengan kekuatannya, ia berhasil keluar dan terus mengejar.

Timun Mas lalu melemparkan bungkusan ketiga yang berisi garam. Garam itu berubah menjadi lautan yang luas. Raksasa kesulitan menyeberangi lautan, namun ia tetap tidak menyerah dan berenang melintasi air.

Ketika raksasa hampir mendekat, Timun Mas melemparkan bungkusan terakhir yang berisi terasi. Terasi itu berubah menjadi lumpur yang sangat dalam. Raksasa terjebak di dalam lumpur itu dan tidak bisa bergerak. Ia berteriak dan berusaha keluar, tetapi semakin ia berusaha, semakin dalam ia terperosok ke dalam lumpur. Akhirnya, raksasa tenggelam dan hilang selamanya.

Timun Mas pun selamat dan kembali ke pelukan Mbok Srini. Mereka hidup bahagia dan tenteram tanpa gangguan lagi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun