1.Jarak tribun dengan lapangan masih agak jauh , dan lagi ada space tanah kosong mungkin dulunya untuk lintasan atlet, sehingga jarak nonton dan atmosfer serta chemistry pemain dan penonton tidak terlalu kentara. solusinya di renovasi jarak tempat duduk dan lapangan lebih dekat ( seperti di Liga inggris kalau perlu ) karena ini kan industri harus berani untuk berimprovisasi.
2.kondisi Lapangan yang kurang standard harus segera diperbaiki, becek kalau hujan , ada titik titk genangan air ,jadi ketika masuk lapangan rapi tapi lapangan nya tergenang , ketika keluar lapangan baju nya sudah basah dan kotor tinggal lapangannnya yang kering lho titik titik genangan airnya kemana ya :-) .Pemain dengan skill yang mumpuni bila bertemu lapangan seperti ini akan sulit mengeluarkan kemampuan terbaiknya bahkan kondisi lapangan yang licin membuat pemain rentan cidera. ini menjadi PR tersendiri buat pihak LPI dan khusunya pihak Tangerang Wolves serta klub- klub lain yang punya masalah sama di kemudian hari.
3.Kamar ganti pemain , kamar mandi, tempat istirahat ketika break ini juga sangat potensial memicu ketidak nyamanan pemain sepakbola effectnya secara fisik iya dan secara psikologis kenyamanan berada di suatu tempat untuk suatu pertandingan yang di butuhkan konsentrasi untuk menang bisa jadi buyar . akibatnya lagi pemain jadi ingin cepet cepet keluar lapangan dan menyelesaikan pertandingan berapapun skornya.
4.Pencahayaan yang terang di perlukan ketika pertandingan berjalan pada malam hari , jangan hanya di lapangan yang terang tapi area penonton juga harus terang, contohnya ketika Real Mataram vs Jakarta FC yang di gelar sabtu 5 Maret 2011 (18.30wib) area lapangan saja yang terang di area tribun penonton gelap.
5. Faktor satu ini juga penting bagaimana memanage Penonton, dan mendatangkan penonton lebih banyak saya rasa pihak LPI pasti punya bagian marketing yang handal bagaimana memasarkan tiap tiap pertandingan agar para penonton lebih banyak memenuhi bangku bangku stadion, selama ini beberapa kali saya nonton Siaran Langsung LPI hanya Persebaya 1927 yang penontonnya membludak mengisi tiap tiap sudut stadion, wajar karena mereka tim tradisonal yang mempunyai basis pendukung fanatik yang terkenal itu Bonek Mania, Aceh United juga penontonnya juga loyal, Persema Malang walaupun tiap pertandingan tidak selalu penuh hanya tribun vip yang penuh, Bandung Raya FC termasuk kreatif dalam mendatangkan penonton dengan mengundang siswa di bandung untuk lebih mengenalkan tim ini namun belum bisa menang sampai pekan ke 8 , selebihnya tim-tim lain sama, yaitu perlu kerja keras lagi untuk mendatangkan penonton ke stadion. Mungkin dengan seiringnya prestasi datang antusiasme penonton juga tinggi untuk menonton tim tim- kesayangan mereka di stadion.
Sekarang mungkin masalah pendanaan untuk mewujudkan semuanya , butuh proses dan kerja keras bisa dari bantuan sponsor atau pihak asing dengan konsekuensi nama stadion di ganti nama sponsor bisa jadi seperti itu. bisa juga dari bantuan pemerintah kan untuk perbaikan stadion dan infrastruktur bukan untuk gaji dan beli pemain dan hal itu masih wajar dalam taraf seperti itu. Tapi jika masalah infrastruktur saja tidak bisa di benahi bagaimana sebuah industri sepakbola bisa berjalan baik dan di terima oleh penonton, penonton itu adalah diri kita sendiri jadi perlakukanlah penonton seperti kita ingin diperlakukan, bagaimana caranya ? Comfortable (Kenyamanan) ketika menonton. karena liga ini punya potensi jadi industri sepakbola yang maju dan profesional kedepannya, ketika kita berusaha kerja keras dan berdoa, hasil yang baik akan menanti di kemudian hari.
Salam change the Game.