Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Artikel Utama

Catatan dari Konser Pearl Jam di Nationwide Arena, Columbus OH (6 Mei 2010)

9 Mei 2010   05:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:19 187 0
Malam ini benar-benar berkesan buat saya, karena rasanya saya kembali menjadi muda lewat lagu-lagu hits yang dibawakan secara langsung oleh salah satu grup musik pujaan saya, Pearl Jam. Ada yang membuat kesal sebenarnya, yaitu larangan untuk membuat foto dengan kamera DSLR. Pertama ditanya di pintu masuk, saya langsung berargumen "Hey, do you think you made any difference by prohibiting my DSLR and allowing thousands of those pocket camera?". Cara saya bertanya sih masih sopan, cuma memang kalimatnya dicari yang "menusuk". Eh ternyata si bule penjaga pintu tetap berkeras melarang DSLR saya masuk. Dia pun akhirnya mengantar saya ke bagian EO yang lebih ramah. Si pemuda tinggi sekali itu pun menyapa saya, "Hi, how are you doing there? Looks like you got some issue, huh?". Setelah bercakap-cakap cukup lama dia pun akhirnya mengantar saya masuk melewati penjaga karcis tadi. Saya sudah setengah bergembira, saya pikir DSLR kesayangan saya ini akan dibolehkan masuk. Eh ternyata dia cuma mengantar ke bagian penitipan barang, yang memang letaknya agak jauh dari "section" tempat duduk saya di stadion tsb. Setelah sampai disana, dengan berat hati tapi tidak sampai mencucurkan airmata, saya harus berpisah dengan DSLR kesayangan saya selama konser berlangsung. Hik hik hik... [caption id="attachment_136897" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi-Konser Pearl Jam 2009/Admin (zeynox.com)"][/caption] Selesai berurusan dengan karantina DSLR, saya mencari tempat duduk saya yang tertera di tiket masuk. Ternyata, seat saya berada di sayap kanan panggung (bila dilihat oleh sang artis) di tingkat yang cukup tinggi, namun masih di lantai 1. Di atas saya masih ada 2 lantai lagi (!). Saat saya masuk, band pembuka "Band of Horses" ternyata sudah dengan sangarnya memainkan musik mereka. Tidak terlalu cepat sebenarnya musik yang mereka mainkan, tapi sound system yang begitu dekat dengan tempat duduk dan penyesuaian suara dari luar stadion membuatnya terdengar sangat keras. Sejenak saya berusaha menikmati permainan "Band para Kuda" itu, yang lumayan enak juga. Setelah 2 lagu mereka selesaikan (sebelum saya datang mungkin sudah beberapa yang lain), mereka pun membubarkan diri sementara para kru Pearl Jam mulai menyiapkan panggung untuk penampilan sang bintang. Nah disini saya mulai asyik dan mengamati dengan lebih detil apa yang terjadi di panggung. Mulai dari set drum buat Pakde Matt Cameron. Terlihat satu bas drum, 2 floor tom, 2 medium tom dan 1 small tom, 1 snare drum, 3 crash cymbal dan 1 crash/ride cymbal berikut 1 hi-hat dan (saya perkirakan) satu pedal buat bas drum melengkapi alat-alat perang Matt Cameron malam ini. Terlihat tidak terlalu "serakah" dalam pemakaian alat. Bandingkan dengan beberapa drummer lain yang menggunakan 2 bas drum, padahal lagunya juga tidak selalu membutuhkan permainan "double pedal". Di sisi floor tom terluar, seperti biasa terdapat satu kantung berisi stik yang cukup banyak. Pengamatan dilanjutkan ke setting 2 gitar dan bass. Stone Gossard, si gondrong yang jarang mengambil posisi lead guitar, diposisikan di sayap kiri panggung, bersebelahan dengan Eddie Vedder. Sementara Jeff Ament dan Mike McCready mengambil tempat agak ke sayap kanan. Mungkin karena ini benar-benar pengalaman pertama saya mengamati langsung konser rock band profesional, saya hanya bisa terheran-heran memperhatikan persediaan gitar dan bas yang disiapkan oleh kru Pearl Jam untuk konser malam ini. Jumlah gitar dan bass nya itu lho,... satu lemari penuh !!! Kalau saya hitung-hitung, setidaknya ada 15 buah gitar untuk masing-masing personil (tidak termasuk Eddie Vedder karena dia jarang bermain gitar). Sepanjang persiapan panggung, teknisi khusus untuk masing-masing personil sibuk menyetem ulang gitar-gitar tersebut hingga tuntas. Tidak heran kalau persiapan-persiapan seperti ini akhirnya memakan waktu hampir 1 jam sendiri. Selanjutnya saya mencoba menganalisa sound system yang digunakan di panggung (belum termasuk front sound system untuk stadion nya sendiri). Sama halnya dengan alat musiknya, setiap personil memiliki teknisi dan "sound processor" masing-masing. Di sebelah lemari terbuka yang berisi gitar tadi, terpasang sound processor tersebut yang selalu diamati oleh sang teknisi. Hal lain, semua alat musik yang dimainkan tidak tersambung dengan kabel tapi menggunakan sistem nirkabel. Ini bukan hal baru, tapi mengingatkan saja bahwa kabel yang berseliweran memang mengganggu kenyamanan beraksi di panggung. Ting... ting... ting... suara lamat-lamat seperti piano terdengar makin lama makin keras, dan bersamaan dengan itu seluruh penonton memberikan standing ovation untuk menyambut Eddie Vedder, Mike McCready, Stone Gossard, Jeff Ament dan Matt Cameron yang berjalan santai ke panggung. Dengan cekatan seluruh teknisi menyiapkan alat musik masing-masing dan membantu memasang ke masing-masing musisinya. Kelihatan sekali bahwa Pearl Jam benar-benar band profesional. Mereka tidak serta merta menggebrak dengan lagu berirama cepat dan bernada tinggi. Namun mereka justru mengambil lagu berirama santai dan nada-nada yang dilantunkan Eddie Vedder juga terbilang cukup rendah, setidaknya Eddie tidak perlu merambah 2 oktaf untuk menyanyikan 2-3 lagu pertama. SMART! Pearl Jam membuka konser dengan lagu No Way dari Album Yield (1998), Begitu sambutan penonton mulai hangat, mereka lanjut memanaskan suasana dengan lagu-lagu berirama lebih cepat seperti Corduroy (Vitalogy - 1995). Dari beberapa lagu awal ini, saya merasa kualitas vokal Eddie Vedder tidak berubah sedikitpun dibandingkan 20 tahun lalu (!!!). Demikian pula kualitas permainan seluruh personil band ini, benar-benar tidak kendor sedikitpun dimakan usia. Luar biasa, dengan usia mereka yang sudah mendekati 50, secara musikalitas mereka masih sama dengan saat mereka berumur 30 tahun! Satu catatan penting ingin saya tampilkan disini adalah konsistensi Matt Cameron dalam menjaga "riff" dan irama musik yang dimainkan teman-temannya. Pada lagu ke-5, tiba-tiba pedal bas drumnya berhenti bekerja, sehingga saya pun mendadak tidak dapat mendengar dentumannya lagi. Tapi dengan jam terbang mereka yang begitu banyak dan kemapanan bermusik yang baik, irama musik tetap terjaga meskipun mereka bermain tanpa bas drum selama kurang lebih 1 menit. Ini sangat perlu dicontoh! Dan menit berikutnya, pedal bas drum Matt Cameron sudah diganti oleh teknisi khusus drum Pearl Jam. Sejak dulu saya berpikir, Stone Gossard dan Mike McCready selalu bergantian dalam melakukan solo gitar, seperti terdengar dalam album-albumnya. Ternyata Mike berkesan lebih sebagai lead guitarist dan Stone sebagai rhytm guitar dalam grup ini (entah saya yang tidak perhatikan atau karena memang tidak dibedakan di teks album-album mereka). Ada beberapa lagu dimana Stone bersolo sementara Mike mengiringi, tapi proporsinya sangat sedikit. Gaya Stone yang terlalu cool dan "minim gaya" juga menjadikannya tidak seimbang dengan Eddie dan Mike yang "kebanyakan gaya" hahaha... Jeff Ament paling pas dalam hal bergaya, tidak terlalu banyak dan tidak kekurangan gaya juga. Satu orang yang sangat menarik perhatian saya, adalah seorang "bapak" berambut putih gondrong (banget) yang selalu duduk di belakang ampli dan monitor Stone. Dari awal konser saya perhatikan bapak itu seolah asyik sekali mengikuti setiap lagu Pearl Jam. Tadinya saya berpikir dia pengendali mixer khusus untuk monitor para musisi di panggung, karena tidak tampak dia bermain sesuatu alat musik, dan hanya duduk di belakang semacam meja kecil. Perkiraan saya ternyata salah besar! Karena dia ternyata adalah musisi tambahan yang memainkan sejenis organ untuk beberapa lagu tertentu. Saya lupa tepatnya lagu apa, tapi akhirnya dia menunjukkan kemampuannya "berduel" memainkan solo bersama Mike. Bravo buat anda pak tua berambut gondrong... :-) Setelah diusut...si bapak ini ternyata bernama Boom Gaspar asal Hawaii, dan sudah bergabung sejak 2002 lalu... hmmm, kuper juga nih saya... http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Pearl_Jam_band_members Setelah rehat pertama yang hanya kurang dari 5 menit, Pearl Jam menggebrak lagi dengan lagu favorit saya "State of Love and Trust". Whoa..., saya yang tadinya cuma bergoyang-goyang mengikuti lagu-lagu mereka akhirnya mulai memutar-mutar topi dan meloncat-loncat mengikuti lagu ini...And I listen... to the boy inside my head... nothing... I do this one myself...Oya, di lagu ini Mike juga memainkan solo gitar dengan posisi gitar diatas pundak. That is one of his style I definitely followed back 16 years ago!!! Jadi ingat maen bareng Erry, Riza, Bogel, dan Dana di Pentas Musik Siang Bolong di Tenggarong, Kukar 1995/1996 lalu hahaha... Secara keseluruhan, saya perhatikan kembali komposisi lagu-lagu band asal seattle ini dan menyimpulkan bahwa mereka tergolong musisi yang jenius. Mengapa? Karena secara kompleksitas musik, sebenarnya hampir seluruh lagu-lagu mereka tergolong mudah untuk dimainkan. Nada-nada dan syair lagu yang ditulis kebanyakan oleh Eddie juga kebanyakan sederhana. Bahkan di banyak lagu mereka hanya bersenandung, seperti nanana, hey yeah yeah, dsb. Namun justru disini kekuatan mereka. Mereka saya sebut jenius karena berhasil membuat aransemen yang menarik dari komposisi nada-nada dan syair yang sederhana. Kemudahan ini juga yang menjadikan penggemar mereka mudah untuk menghapal dan menyanyikan kembali seluruh lagu-lagu mereka di sepanjang konser malam ini. Oya, satu hal penting lagi dari Pearl Jam adalah mereka tidak pernah ganti personil sejak 1998! (trims Ari Iman koreksinya) Mudah-mudahan saya yang nggak tau kalo mereka pernah ganti personil sejak itu :-) Bukan hal mudah menanamkan "taste of music" yang sama ke 5 jiwa yang berbeda seperti ini. Dan mereka sudah bertahan setidaknya 13 tahun terakhir! Terakhir, ini hanya catatan iseng dari saya yang sekedar pernah jadi pemusik. Jangan terlalu diambil hati apalagi sampai dibilang sok tau :-) Beberapa lagu yang dibawakan dalam konser malam ini (ada beberapa yang tidak tahu judulnya, total sekitar 20 lagu): Album Ten (1991) Once, Alive, Black Album Vs (1993) Even Flow, Go, Elderly Woman Behind a Counter in a Small Town Album Vitalogy (1994) Spin the Black Circle, Corduroy OST Singles (1994) State of Love and Trust Album Yield (1998) Brain of J, Faithful, Given to Fly, Do the Evolution Album Pearl Jam (2006) World Wide Suicide, Gone, Come Back Album Backspacer (2010) Just Breathe - Album: Backspacer

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun