Aku duduk di tangga. Persis di atas lantai merah marun gaya tahun 80-an. Aku masih tersenyum. Kelihatan menatap kosong jalan. Tersenyum nyengir. Tersenyum karena melihat rekaman memori film yang menayangkan paras dan eloknya wanita Turki itu. Rekaman itu tiba-tiba saja muncul. Kurasakan otot-otot wajahku begitu kekar membantu menahan senyum yang tampaknya terlalu lama mengembang. Senyuman tulus. Aku tak bisa melihat gigiku tetapi aku dapat merasakan putihnya yang memancarkan sisa tumbuhnya cinta di pesawat Lion Air JT 0641 B penerbangan Makassar -Yogyakarta.
KEMBALI KE ARTIKEL