Sistem pemerintahan Bani Umayyah berbasis monarki, dengan pergantian khalifah berdasarkan garis keturunan, sedangkan Bani Abbasiyah menggunakan sistem intikhab, yaitu pergantian khalifah berdasarkan pemilihan oleh dewan penasehat. Bani Umayyah juga memindahkan ibukota kekuasaan Islam dari Kufah ke Damaskus, sementara Bani Abbasiyah memindahkan ibukota kekuasaan Islam dari Damaskus ke Baghdad.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, Bani Abbasiyah mencapai kemajuan yang signifikan, dengan terjadinya asimilasi antara bahasa Arab dengan bahasa bangsa lain yang telah lebih dulu mengalami kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan. Kota Baghdad menjadi pusat multikultural, di mana orang-orang dari berbagai latar belakang bekerja bersama untuk menciptakan peradaban yang maju.
Perbedaan ini tercermin dalam kebijakan-kebijakan yang diambil oleh khalifah-khalifah masing-masing. Bani Umayyah lebih menekankan aspek militer dan ekspansi wilayah, sedangkan Bani Abbasiyah lebih menekankan aspek ilmu pengetahuan dan budaya. Bani Umayyah juga lebih mementingkan tradisi dan adat budaya, berbeda dengan Bani Abbasiyah yang lebih terbuka terhadap pengaruh luar dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam sintesis, perbedaan utama antara Bani Abbasiyah dan Bani Umayyah terletak pada kebijakan ekspansi, sistem pemerintahan, dan budaya. Bani Umayyah lebih mementingkan perluasan wilayah dan kekuasaan melalui ekspansi militer, sedangkan Bani Abbasiyah lebih fokus pada perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya. Perbedaan ini tercermin dalam kebijakan-kebijakan yang diambil oleh khalifah-khalifah masing-masing dan memiliki implikasi yang signifikan terhadap perkembangan peradaban Islam pada masa tersebut.