Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi di Desa Sepi

6 Januari 2013   13:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:26 205 0

Bila rumahrumah sudah kosong
sawah tak lagi rindang dari tetanaman
maka dilema telah merajalela
sekarat dalam biduk nasi dan nampan prasasti

hujan adalah kidung menakutkan
berkerudung kabut hitam, menjilat
cipta nada ngeri, di sekujur tubuh pertiwi
genangan luka, nganga, menjelma
tangisan demi tangisan yang hentak, meronta

bermaksud terbang pada singgasana rapuh
istana ulatulat yang geliat pada tepi undangundang
denting piano sansai, lebur sukma
negeri yang bersimbah darah pahlawan
catatan kematian di ujung para penulisnya

ah, masih sunyi dan perih yang binasa
melukis malam sepi di desadesa, mati
lampu temaram karbitan telah lukai nurani
setiap bayang muncul dari persegi empat
seperti ketupat, ajarkan estetika mengumpat

ah, sepi masih tema pertunjukannya
hantarkan kepedihan
berikan keluguan
hitam dan putih
lalu, semua memilih suara

: Teriak !!!

Moncek Tengah, 7 Januari 2013

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun