Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Cara Lain Menikmati Sebuah Lagu

16 April 2013   02:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:08 368 0
Hampir semua orang menyukai musik, terutama suka mendengarkan sebuah lagu, walaupun tidak bisa memainkan sebuah alat musik. Saya tidak pernah menemukan seseorang yang tidak suka mendengarkan musik, atau minimal memfavoritkan satu lagu dalam hidupnya. Jika Anda menemukan satu orang yang sama sekali tidak suka mendengarkan musik, mohon saya diperkenalkan, saya ingin tahu alasan mereka mengapa.

Semakin saya dewasa – Jika tidak bisa dikatakan tambah tua, saya tidak hanya suka mendengarkan lagu hanya karena nadanya yang melodik atau liriknya yang bagus, namun kini saya juga ingin mengetahui cerita di balik lagu tersebut, saya ingin mengetahui bagaimana kisah awal sebuah ide lagu ditemukan atau bagaimana latar belakang sebuah lagu itu diciptakan.

Salah satu lagu yang menarik perhatian saya adalah lagu dari Sting, yang bernama asli Gordon Matthew Thomas Sumner, lagunya berjudul Why Shoul I Cry For You, lagu ini pertama kali saya dengar ketika saya masih kuliah, sekitar tahun 1998 -padahal lagu ini rilis sejak tahun 1991, ok, saya termasuk yang terlambat mengenal Sting- Pertama kali mendengarnya saya berpikir bahwa tema lagu ini adalah tentang patah hati, bahwa ada seseorang yang ditinggal kekasihnya, kemudia dia berusaha untuk move on dan bertanya, “Why Shoul I Cry For You?” Ternyata persepsi saya salah besar. Lagu ini kisahnya lebih indah dari yang saya pikirkan sebelumnya.

Lirik Why Shoul I Cry For You, adalah kisah tentang hubungan ayah-anak, kisah tentang Sting dan ayahnya-dan, saya selalu tertarik dengan hubungan ayah dan anak. Lagu ini diciptakan dan dipersembahkan untuk ayahnya yang meninggal pada tahun 1985, ia butuh waktu 6 tahun untuk merilis album ini setelah peristiwa itu. “My father was a milkman, he delivered the milk every morning, 7 days a week, 52 a year, in all weather”, kata Sting ketika menceritakan sedikit mengenai ayahnya.

Pada suatu hari, ketika ia dan ayahnya duduk di sebuah geladak sambil melihat kapal-kapal sedang berlayar, ayahnya berkata, “Nak, suatu hari nanti, jika kamu sudah meninggalkan bangku sekolah, ayah ingin kamu pergi ke laut. (menjadi pelaut)” Nasehat itu tentu saja menjadikan hati anak itu sedih, karena selama ini ia sudah mempunyai impian akan menjadi seorang musisi. Seingat Sting, ayahnya jarang sekali memberikan nasehat selama ini, dan satu-satunya yang ia berikan adalah nasehat tersebut. Dan, tentu saja ia sedih karena sejak saat itu ia tahu bahwa ia akan mengecewakan hati ayahnya suatu hari nanti.

Ketika ayahnya meninggal, ia menuliskan kesedihannya dengan menciptakan lagu ini, Why Shoul I Cry For You? Mungkin juga karena kekecewaan atas dirinya sendiri yang tidak bisa memenuhi nasehat ayahnya untuk menjadi seorang pelaut, atau mungkin kesedihannya terhadap ayahnya yang mencintai anaknya dengan cara yang sulit dimengerti oleh anaknya sendiri. Ia menuliskan hal ini dalam liriknya,

“Why should I cry for you? Why would you want me to? And what would it mean to say that, “I loved you in my fashion?”

Lagu yang indah menurut saya. Setelah saya mengetahui latar belakang lagu tersebut diciptakan, saya semakin ingin mendengarkannya lagi dan lagi.

Sekarang, berapa kali kita hanya ikut mendengarkan sebuah lagu dan mendendangkannya dengan bergumam namun tidak benar-benar mengerti kisah sebenarnya yang ingin diceritakan di dalam lirik lagu tersebut? Sering sekali, saya sering melakukannya, namun setelah saya mengetahui kisah dari lagu Sting ini, saya berusaha sebisa mungkin untuk mencari tahu kisah dibalik lagu-lagu yang saya suka.

Saya yakin beberapa orang juga sudah melakukan hal yang sama. Saya pasti bukan yang pertama melakukan hal ini.

Bagaimana dengan Anda?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun