Berbicara tentang inovasi teknologi kamera, apa yang terlintas di benak kita? tentunya secara umum kita akan berpendapat, gambar lebih bagus, resolusi-pixel lebih besar, white balance lebih bagus, dan masih banyak lagi. Ternyata, inovasi lebih spesifik, dan tampil beda bisa membuat sebuah gebrakan besar dalam dunia usaha. Ada dua kisah sukses dua perusahaan kamera yang berhasil berinovasi di tengah ketatnyaÂ
market share perusahaan-perusahaan pemain lama di bidang kamera seperti Nikon, Â Canon, Kodak, Sony, dll.
PIXIM [caption id="attachment_568" align="alignnone" width="300" caption="source image: Standford business graduate school material"][/caption] Kisah pertama adalah PIXIM.Â
Success story PIXIM menjadiÂ
study case yang cukup populer di dunia bisnis, bagaimana mereka secara hati-hati dan dengan perhitungan matang menciptakan market dari teknologi mereka. Kisah mereka berawal, ketika sekumpulan akademisi engineering di Stanford University memiliki teknologi baruÂ
DIgital Pixel System (DPS) dan berhasil mendaftarkannya menjadi hak patent dalam teknologi kamera. Pada teknologi DPS, berhasil dikembangkan kamera dengan dynamic range yang lebar, dimana  setiap pixel dari sebuah kamera memiliki ADCÂ
(analog to digital converter) sendiri-sendiri, sehingga tiap pixel berperan seperti satu kamera yang dapat melakukanÂ
white balance secaraÂ
independent sesuai kebutuhan cahaya di pixel tersebut. Perlu diingat saat itu resolusi kamera mereka hanya 400K pixel (1999), sedangkan di pasaran kamera yang beredar sudah memiliki resolusi 1.3-5 Mega pixel, namun dalam beberapa kondisi ekstrimÂ
low exposure atauÂ
over exposure, kualitas image PIXIM lebih baik karena DPS technology. [caption id="attachment_569" align="aligncenter" width="240" caption="klik image untuk melihat perbandingan lebih jelas; source image: Pixim official website"][/caption] Dalam diskusi yang panjang mereka mencoba menawarkan teknologi ini ke market kamera profesional, namun konsumen atau calon konsumen biasanya tidak peduli dengan teknologi apa di balik kamera, sebagian besar hanya mengukurÂ
"Berapa pixel resolusinya? Makin besar berarti makin bagus", selain itu di kamera profesional merebut pasar milik  penguasa market yang kompetitif seperti Nikon, Canon, Kodak dan Sony adalah misi yang amat berat untuk perusahaan baru. Begitu juga di kamera handphone, pada masa itu VGA kamera lebih banyak digemari pabrikan handphone, sehingga merekapun mencoret market ini. Akhirnya dalam diskusi panjang, mereka memutuskan masuk di marketÂ
"Security Camera". Keuntungan pertama, kualitas image mereka lebih optimum di lingkunganÂ
extreme exposure, kedua resolusi mereka sangat kecil sehingga sangat menghemat memory penyimpanan. Dan kini, mereka merajai pasar kamera CCTV dunia. Kisah sukses PIXIM mengambil posisi di pasar ini menjadi bahan ajar yang amat populer di Bussiness School di Standford dan Harvard.
GoPro Kita boleh berbangga, inspirasi kamera yang sangat nge-
trend dikalangan pecinta adrenalin ini, didapatkan foundernya tahun 2007 ketika berselancar di Indonesia. Kisah itu berawal ketika Nick Woodman, seorang pecinta surfing sedang melakukan adrenalin trip di Bali, Kepulauan Mentawai, Sumatra dan Jawa Barat. Dia dan kawan-kawannya secara bergantian saling merekam atraksi-atraksi mereka di air, namun dia mengalami kesulitan ketika mereka masing-masing sibuk dengan atraksinya dan dia tidak dapat mendokumentasikan dirinya sendiri. Akhirnya dia termotivasi menciptakan sebuah kamera tahan air, ringan, Â dan tahan banting yang dapat dikenakan di manapun untuk mendukung aktivitas ekstrim mereka, bisa di helm, papan selancar, di sepeda, di skate board, di hewan peliharaan, di motorcross, di kano, di paralayang, dan lain sebagainya. [caption id="attachment_574" align="aligncenter" width="300" caption="source image: GoPro official website"][/caption] Dengan pesatnya perkembangan
social media, GoPro semakin mudah dikenali oleh komunitas pecinta adrenalin ketika mereka banyak membagikan aktivitas mereka. Youtube, Facebook, Twitter mendongkrak promosi mereka secara masif. Hasilnya tak tanggung-tanggung 3 juta kamera terjual dalam 3 tahun pertama setelah launching. Dan ketika perusahaan kamera besar ingin berkembang ke market ini, mereka sudah terlambat karena GoPro sudah menjadiÂ
trend setter danÂ
branding image diÂ
adventures camera. Nah inovasi ternyata  sepertiÂ
copet :D, Â soal bagaimana melihat peluang dalam kesempitan :) [caption id="" align="alignnone" width="432" caption="source image:
http://www.malakye.com/"][/caption]
sumber
KEMBALI KE ARTIKEL