Seperti biasa-- seperti hari-hari yang lalu-lalu aku terjaga ketika sang kallam menggaung di udara,menyebut nama-Mu dan keagungan-Mu. Bertaludi antara keheningan sang fajar yang masih berselimut kabut tipis, memanggil mereka untuk lekas bangun dan bersimpuh di ujung kaki-Mu. Dan seperti janji-Mu, mereka yang bersujud di kala yang lain tengah terlelap, akan Kau penuhi semua harap dan pintanya. Bibir kecil penuh buluku pun tersenyum mendengar kalimat indah yang meluncur dari mulut seorang ustadz muda beristri dua yang kabarnya hendak menceraikan salah satu istrinya itu, kemarin. Terserahlah. Tapi aku yakin dengan ucapannya itu. Entah mengapa, tapi aku yakin. Sambil menjilati cakar-cakar lucuku, aku tidur lagi di singgasanaku.