Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie Artikel Utama

Ngopi Cantik A la Tempo Doeloe di Kopi Oey Fatmawati

20 Mei 2013   14:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:18 1072 4

Mendengar Kopitiam Oey. Saya langsung terbang kepada image “Kopi Enak” dan kebetulan saya pencinta kopi. Jadi pas ada pengumuman akan ada acara “Get Urbanized” yang diselenggarakan Kompasiana dan Urbanesia. Dengan lokasi di Kopi Oey Fatmawati, saya langsung saja mendaftar. Senang tak terkira ketika terpilih menjadi salah satu peserta acara ini. Apalagi si empunya Kopi Oey Fatmawati adalah Selebritis kuliner yang tak asing lagi. Yakni Pak Bondan Winarno yang terkenal dengan tagline “Maknyus”

Acara berlangsung Tanggal Hari Minggu, 19 Mei 2013 Jam 16.00 tapi saya datang terlalu cepat. Karena takut macet dan takut ketinggalan acara keren ini. Jadi lebih baik menunggu daripada telat. Sambil menunggu Jam 16.00 tiba, saya jalan-jalan dulu di ITC Fatmawati yang satu lokasi sama Kopi Oey-nya Pak Bondan. Niatnya gak belanja malah beli baju disana *Curcol dikit

Jam 16 kurang 15 menit saya langsung meluncur ke Kopi Oey yang terletak di lantai dasar ITC Fatmawati Ruko No.20. Disana sdah hadir beberapa Kompasianer sedang registrasi. Setelah registrasi dan berkenalan dengan beberapa Kompasianer yang belum saya kenal. Lalu foto-foto sekitar ruangan di Kedai kopi tersebut. Interior memakai gaya Cina peranakan tahun 50an. Kelihatannya Eksotis. Disana suasananya benar-benar jadul tapi cozy.

Sebelum cerita lebih lanjut di gathering ini, saya lampirkan kutipan dari Urbanesia tentang Kopitiam Oey ini.

Setelah semua peserta kumpul, kami pun ngobrol bareng Pak Bondan mengisahkan lahirnya Kopitiam Oey ini. Tak mudah menjalani bisnis ini karena tak menjamin kemakmuran. Tetapi rasa puas didapatkan ketika usaha ini berjalan stabil dan banyak pelanggan tetap. Tinggal pengelolaannya saja yang ditingkatkan. Pak Bondan juga menambahkan “Menjalankan usaha waralaba kuliner tak musti kaku, harus ada inovasi dan menjadikan tempat usaha tersebut menjadi Cmmunity Center. Dalam artian, bisa menjadi tempat berkumpulnya komunitas-komunitas dan mereka merasa hommy disana. Hal ini sedang kita upayakan untuk menuju kesana.” Tambah Pak Bondan.

Kopitiam Oey tak dapat digunakan lagi namanya karena sudah dipatenkan oleh orang lain. Sekaang berganti nama menjadi Kopi Oey yang sudah punya cabang dibeberapa tempat.

Menurut Pak Bondan, kita harus mengetahui budaya minum kopi disetiap daerah dan setiap negara. Agar tahu adab minum kopi yang tepat waktu. Budaya adalah yang membuat kita terlihat berbeda dan menonjol dalam lingkup kebanyakan orang. Maka sebaiknya kita mau mempelajarinya. Seperti budaya minum kopi di Italia, minum kopi biasanya dilakukan pagi hari. Minum kopi pun sebenarnya ada aturannya agar ketika diminum lebih terasa nikmanya. Sebaiknya minum kopi tanpa gula lebih disarankan. Tetapi menurut Pak Bondan, di Indonesia belum bisa diberlakukan seperti itu, makanya sering ada pilihan ketika menyajikan kopi di restoran atau hotel. Gula dan creamer disediakan terpisah. Jadi, jika ada yang tak suka pakai gula diabaikan saja, jika ada yang suka tinggal dibubuhkan.

Pak Bondan berbagi wawasan juga tentang jenis kopi. Seperti Kopi Arabica adalah kopi dengan biji kopi pilihan yang sudah tua dan diperam selama 7 tahun lalu diolah. Sedangkan Kopi Robusta adalah biji kopi pilihan yang masa peramnya 5 tahun. Mengapa kopi Luwak dianggap kopi enak dan mahal oleh sebagian orang? Karena menurut Pak Bondan, Luwak bisa memilih biji kopi terbaik dari pohonnya. Dan kopi difermentasikan selama lebih kurang 12 jam dalam perut Luwak sebelum diolah. Pak Bondan menyarankan manusia arus lebih pintar memilah biji kopi pilihan daripada Luwak. Produsen kopi terbesar didunia, kesatu adalah Brazil dan kedua adalah Vietnam.

Setelah ngobrol panjang lebar, sambil menikmati Singkong greng dan es teh manis. Makanan utamapun tiba. Mba Shelina Liman dari Urbanesia dan Pak Bondan memberi penjelasan makanan yang dihidangkan. Kami dijamu Wedang Oewoeh. Wedang yang racikannya dari bahan : Daun Cengkeh, Daun Pala, Daun Kayu Manis, Tagkai Cengkeh, Kayu Secang, Jahe dan Gula batu. Selain segar diminum, berkhasiat juga untuk menghangatkan badan dan mencegah masuk angin.

Selain itu, kami dijamu Sego Ireng. Nasi dengan bahan rempah yang dipadu olahan telur dadar dicampur irisan rawit dan bawang merah serta parutan kelapa. Maknyusss.......mantap pedasnya.

Selain menu Kopi andalan Kopi Oey, disini juga menyajikan banyak olahan menu yang beragam. Mulai makanan ringan sampai makanan berat. Tempatnya ada tiga lantai. Cocok untuk kumpul-kumpul dan meeting untuk pekerjaan.

Waktu sudah mendekati jam 18.00, acara ditutup oleh Mba Shelina Liman dari Urbanesia dan Foto bersama. Kopdar “Get Urbanized” yang menyenangkan dan meningkatkan wawasan. Terima kasih Kompasiana dan Urbanesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun