Mengapa Tuhan tak menyertakan kemajuan teknologi sejak awal manusia diciptakan? Sehingga sejarah masa lampau hanya bisa dibaca, tidak bisa dilihat ulang apalagi didengar? Andai saja nenek moyang kita seorang fotografer, betapa kita merasa sangat beruntung bisa melihat-lihat sekumpulan album warna-warni sejarah. Apalagi jika mereka adalah kamerawan tentu kita bisa memutar ulang film-film dokumenter yang mendentumkan juga suara-suara nenek moyang kita. Mengapa sebagian sejarah hanya bisa dibaca dan dengan demikian dikira-kira?