PANAS terik siang, tertepis adem ruangan kayu yang lumayan luas. Saat kakiku melangkah masuk rumah joglo itu, memenuhi ajakan perut yang berdendang sumbang. Lapar. Bangku-bangku panjang lengkap dengan meja kayu setebal 5 jari, artistik. Beberapa ornamen khas berbahan kayu juga, menghiasi ruangan joglo itu. Tiang-tiang kokoh menyangga rumah makan yang terkesan sederhana. Ada beberapa lukisan tergantung di beberapa sisi. Angin semilir menyelusup masuk. Ruangan terbuka, hanya pagar kayu setinggi semeter yang membatasi ruang dalam dan luar.
KEMBALI KE ARTIKEL