Dalam teori kybernologi yang dikemukakan oleh Prof Dr. Taliziduhu Ndraha (mendiang mantan Rektor Universitas Padjadjaran), telah diilutrasikan dengan sangat mudah untuk dipahami bahwa suatu penyelenggaraan pemerintahan baik di tingkat pusat maupun di daerah adalah ibarat perjalanan sebuah kapal penumpang yang sedang berlayar. Dalam pelayaran kapal tersebut mengalami banyak masalah dan tantangan serta keberhasilan-keberhasilan mengatasi masalah tersebut. Apabila suatu ketika Kapal tersebut mendapatkan sebuah tantangan alam atapun bencana sehingga kapal tersebut akan segera karam/ tenggelam, maka sang Nahkoda dan awak kapal harus mendahulukan untuk menolong dan menempatkan para penumpang dalam yang kondisi lemah dan tidak mampu menyelamatkan diri sendiri sebagai prioritas untuk diselamatkan terlebih dahulu dengan peralatan keselamatan yang tersedia. Perahu-perahu sekoci serta baju pelampung akan diperuntukan bagi para lanjut usia, wanita hamil atau orang sakit/ cacat dan anak-anak dibawah usia 12 Tahun. Setelah semua orang yang dalam kategori “paling lemah dan tak berdaya” itu dapat dipastikan aman dan selamat, barulah penumpang lainnya seperti wanita dan pria muda dan orang dewasa umumnya mendapat alokasi peralatan keselamatan yang lain seperti baju pelampung dan/atau bantal berenang namun tanpa sekoci karena mereka dapat bertahan dengan kekuatan mereka untuk mengapung sambil menunggu untuk diselamatkan kapal penolong lain bersama-sama.
KEMBALI KE ARTIKEL