Seolah persoalan tak pernah habisnya di negeri ini. Hilang satu, muncul lagi masalah lain. Sepertinya, masalah baru sengaja dimunculkan untuk melenyapkan masalah lama yang tak kunjung selesai. Persis sinetron yang digandrungi ibu-ibu yang kurang kerjaan. Ada tokoh protagonis, ada tokoh antagonis, ada pemeran pembantu yang memeriahkan jalan cerita, dan ada masalah yang dibesar-besarkan, tentu saja masalahnya tak lain adalah soal uang, harta, dan kekuasaan. Mereka beradu peran dengan akting yang 'luar biasa'. Si protagonis yang dielu-elukan seakan menghadapi peristiwa pelik, dizalimi, dan tak bisa menentukan sikap. Si Antagonis merasa di atas angin merasa tidak bersalah, dan tanpa beban.
KEMBALI KE ARTIKEL