Dewasa ini, di tengah minimnya pencapaian akhir dari sebuah tujuan yang hendak dicapai oleh semua orang, dalam kata lainnya sudah kandas di tengah jalan. Negeri 5 menara, baik dalam versi buku novelnya, dan juga versi filmnya, meskipun sebenarnya 2 versi itu sedikit berbeda cara penyajiannya tetapi 2 versi itu secara garis besarnya menampilkan sebuah alur yang saling terkait satu sama lain. Negeri 5 menara seolah mampu membuka ikatan tali ‘mati’ layaknya tali jahit, tali rapiyah, dan tali lainnya yang sudah diabaikan begitu saja oleh pemilik tali tersebut karena sudah tidak berguna Tak hanya membuka tali yang ‘mati’, negeri 5 menara seolah mampu menyambung tali yang sudah putus. Tali yang mati adalah tanda dari banyaknya rintangan dan halangan (masalah) yang kerap dihadapi oleh semua orang dan membuat mereka untuk sejenak melupakan impian dan cita-citanya selama ini. Tetapi, lama-kelamaan,semakin waktu berjalan seiring jarum jam yang bergerak kedepan, impian dan cita-cita itu pada akhirnya terlupakan begitu saja. Dan tali yang putus adalah tanda dari keputus-asaan seseorang yang dengan segala daya dan upayanya untuk meraih mimpi dan cita-citanya tapi selalu saja menemui kegagalan. Dan pada akhirnya mereka terpaksa memilih untuk memutuskan tali asanya, dan benar-benar melupakannya, alias tidak akan dikejar lagi mimpi dan cita-citanya di masa depan kelak. Untuk meyakinkan dirinya mereka berkata “cukup sampai disini”.