Berangkat dari sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu yang tercipta dimuka bumi memiliki perannya masing-masing. Manusia, hewan dan tumbuhan serta tanah, air dan udara memiliki peran yang saling terkait satu sama lain. Pandangan ini mengantarkan saya pada keyakinan bahwa manusia terlahir dimuka bumi dengan keadaan suci sesuai dengan fitrahnya.
Beberapa kalimat diatas cukup sebagai pengantar bagi saya untuk tidak menghakimi dengan membabi buta. Ini tentang sebuah pengalaman terlahir dari penglihatan mata telanjang yang ada pada pribadi saya. Ini juga tentang manusia dan monyet. Manusia yang berkendara lalu lalang dijalan jurusan Suela - Sembalun.
Dengan penuh keyakinan juga. Orang-orang tersebut melakukan bagian kecil dari perannya dimuka bumi (tindakan benar atau keliru). Tindakan orang-orang yang memberikan makan kepada monyet dijalan itu saya yakini dilakukan atas dasar Cinta. Tetapi Cintanya tidak didasari dengan pengetahuan. Menurut saya, cinta orang-orang itu adala "CINTA TERLARANG" bukan "CINTA MONYET" karena orang yang memberikan makan kepada monyet itu adalah orang dewasa.
Dalam habitat asalnya monyet ini memiliki peran besar untuk menjaga kelestarian hutan. Hal ini dapat ditemukan melalui aktivitas makannya. Ketika memakan buah-buahan, monyet akan menyebarkan sisa bijinya sehingga pohon-pohon dapat tumbuh kembali dan ekosistem terjaga( https://wanaswara.com/peran-monyet-ekor-panjang-dalam-menjaga-hutan/amp/ ). Dapat disimpulkan bahwa aktivitas memberikan makan monyet dapat mengubah prilaku alamiahnya.
Terakhir saya ingin menyampaikan saya menulis ini ketika perjalan pulang sehabis mendaki. Disadari ataupun tidak, kegiatan mendaki juga dapat mengganggu ekosistem yang ada pada tempat pendakian. Meskipun kegiatan mendaki dapat mengganggu ekosistem. Tetapi mendaki ....... (Isi sendiri untuk Ngeles).
#AsalNulis