Andai kutahu arti cinta yang terselip di balik wajah garangmu. Juga arti sayang yang tak dapat kubaca lewat sikap tegasmu. Atau arti cemas yang kuanggap berlebihan bila kucoba tuk melangkah.
Seiring umurku yang menua. Tentu makin kusadari. Kasih tulusmu tak pernah berhenti mengalir. Kuharap ada perjumpaan kembali. Mendengar langsung suaramu. Menyimak kembali petuah bijakmu.
Jika angin menyapa rambutmu. Kutitipkan salam untukmu. Jika air mengalir di matamu. Ingin kumenyekanya dengan hatiku. Langit yang kupandang sama dengan langitmu. Dengan awan putihnya, kulukis rinduku padamu.
Bapak. Kan kuturut jejakmu. Karena hanya itu caraku ungkapkan cintaku. Kubangga jadi anakmu.***