Tantangan jepang memang sangat berat karena mereka bermain di kandang Brazil, melawan pemain-pemain kelas atas dunia. Jepang yang biasanya dimanja dengan kehadiran supporter fanatiknya, kali ini hanya kebagian jatah tiket maksimal 400 orang saja dari kapasitas 70.000 yang dipadati supporter tuan rumah.
Ternyata memang terbukti, jepang belum siap untuk menghadapi pertandingan ini. Mereka sudah dihukum di menit pertama oleh Neymar jr yang mendapat bola pantulan dari Fred. Demikian juga pada babak kedua mereka di hukum di menit awal oleh tendangan keras Paulinho. Dan di menit akhir pertandingan, jepang dipermalukan oleh serangan balik melalui Oscar yang kemudian mengirim umpan ke Jo. Di sini kelihatan sekali perbedaan kelas pemain antara Brazil dan Jepang. Jepang kesulitan membendung pergerakan individu pemain Brazil, sedangkan pemain Jepang sering kehilangan bola dan bingung mengarahkan bola. Sistem permainan dengan passing bola pendek dan cepat tidak bisa terlaksana karena tekanan kuat dan keras dari pemain Brazil.
Selesai pertandingan, pemain bertahan Jepang, Nagatomo memberikan komentar bahwa hari ini permainan tim mereka seperti anak SMP, jadi dia merasa pasti akan di tertawakan banyak orang kalau sekarang mereka berbicara ingin menjuarai piala dunia tahun depan. Nagatomo pernah berkomentar setelah hasil draw dengan Australia yang meloloskan timnya ke putaran final piala dunia, ingin menjuarai piala dunia tahun depan.
Pagi ini sambil sarapan menonton siaran ulang pertandingan tersebut dengan orang jepang disamping saya berkomentar hampir sama dengan Nagatomo, malu dengan proses terjadinya gol ketiga itu. Masih banyak yang harus diperbaiki mereka menghadapi lawan lawan selanjutnya yang juga berat seperti Italia dan Mexico.
Sekarang, kalau timnas Jepang yang jawara Asia dan pemain-pemainnya banyak merumput di klub klub peringkat atas liga eropa, masih merasa bermain seperti anak SMP, apa yang bisa kita sebut untuk permainan timnas kita?
Tokyo, minggu 16 juni 2013