( …Ulasan Amatiran dari Gibol Dadakan di Jelang Semifinal Leg Kedua yang barangkali bisa berguna bagi Timnas Indonesia dan Rakyat Indonesia serta Presiden SBY… )
*
Bermula dari sektor kiri lapangan tengah, gelandang tengah Firman Utina melepaskan umpan lambung ke tiang jauh dari gawang tim Filipina. Bola lambung dari umpan lambung yang menyilang itu gagal diblok oleh penjaga gawang Neil Etheridge maupun bek Rob Gier.
Disana sudah menunggu penyerang tengah Indonesia, Christian ‘El Loco’ Gonzales, yang dengan sigap tak menyia-nyiakan peluang itu. Sambil melompat disundulnya bola itu ke arah tiang jauh. Gol, 1-0 untuk keunggulan Indonesia.
Gol semata wayang yang terjadi di menit ke-31 itu pun bertahan sampai akhir pertandingan. Sehingga skor akhir tetap tak berubah, Indonesia menundukkan Filipina dengan skor 1-0.
01.Tiket ke Final Belum Aman :
Skor kemenangan tipis 1-0 di pertandingan semifinal leg pertama Piala AFF 2010 kemarin yang merupakan hasil dari kerja keras seluruh pemain itu, tentulah harus dihargai dan diapresiasi.
Sesuatu yang patut disyukuri dan disambut dengan gembira. Lantaran kemenangan atas Filipina itu telah membuat posisi Indonesia di daftar peringkat FIFA menjadi naik, dari semula di peringkat 135 menjadi di peringkat 127.
Namun berkait dengan target Indonesia untuk meraih trophi juara pertama di Piala AFF 2010 ini, selisih keunggulan hanya 1 goal itu merupakan keunggulan yang terlalu tipis, masih belum cukup untuk memberikan rasa aman. Tiket bagi Indonesia untuk menuju ke pertandingan Final Piala AFF 2010 masih mungkin bisa tergagalkan.
Berbeda andai di pertandingan kemarin itu Indonesia bisa unggul dengan setidaknya 2 goal, seperti halnya selisih keunggulan golnya Malaysia terhadap Vietnam.
Hal itu ternyata diamini pula oleh Alfred Riedl, pelatih timnas Indonesia yang mengatakan, “Saya senang, tapi hasil ini belum aman. Kemenangan 1-0 masih sulit dan berbahaya untuk mengamankan langkah kami ke final”.
“Filipina main bagus. Bahkan, mungkin lebih bagus daripada di video yang kami lihat di penyisihan Grup B lalu. Filipina sangat kuat dalam bertahan. Kami berharap Filipina bermain agak menyerang di leg kedua. Sehingga nanti kami akan punya lebih banyak space untuk membuka peluang”, tambah Alfred Riedl yang pernah menjadi pelatih timnas Austria (1990-1992), dan timnas Vietnam (1998-2001; 2003-2004; 2005-2007),serta timnas Laos (2009).
Sepertinya harapan Riedl akan terpenuhi. Di pertandingan semifinal leg kedua yang akan diselenggarakan besok pada hari Minggu tanggal 19 Desember 2010, diperkirakan Filipina akan bermain lebih menyerang agar bisa unggul paling tidak dengan 2 gol.
02.Ancaman dan Peluang :
Target yang harus menang dengan selisih minimal 2 gol itu jelas membuat Filipina di pertandingan leg kedua mendatang itu mau tidak mau harus merubah total cara bermainnya dengan melakukan serangan secara all out.
Target harus menang dengan minimal 2 gol itu, dapat membuat pemain Filipina menjadi terbebani dan tertekan secara mentalnya. Dimana beban target itu akan membuat mereka dalam melakukan serangan menjadi tergesa-gesa dan tidak tenang serta serba salah.
Namun bisa juga sebaliknya, beban target 2 gol itu dapat juga justru membuat mereka nothing too lose. Dimana draw atau kalah 1 goal bahkan 10 goal akan sama saja hasilnya bagi mereka.
Hal itu akan membuat mereka akan bermain secara lepas dan hanya fokus dengan satu tujuan membuat gol sebanyak-banyaknya. Sehingga serangan mereka akan sangat frontal dan all out.
Manapun juga yang akan terjadi, itu merupakan ancaman serius bagi barisan pertahanan Indonesia. Dimana intensitas gelombang serangan dan ketajaman serangan mereka akan berlipat kali lebih meningkat dan lebih berbahaya dibandingkan pada pertandingan yang kemarin.
Disamping sebagai ancaman bagi barisan pertahanan, keadaan itu juga merupakan peluang bagi Indonesia.
Sesuatu peluang seperti yang diinginkan Riedl, lantaran dengan lebih menyerang maka lini pertahanan Filipina akan menjadi relatif lebih terbuka dibandingkan dengan di pertandingan leg pertama.
Lini pertahanan Filipina menjadi lebih longgar yang bisa jadi hanya akan menyisakan 1 sampai 2 orang saja, di saat mereka melakukan serangan. Posisi keduanya pun akan cenderung merangsek maju mendekat garis tengah.
Ini merupakan peluang bagi Indonesia, yang jika dapat dimanfaatkan secara maksimal maka gol yang dapat disarangkan oleh timnas Indonesia ke gawang timnas Filipina tak hanya akan berjumlah semata wayang saja.
03.Adu Lari dan Merubah Kebiasaan Okto :
Keadaan lini pertahanan Filipina yang seperti disebutkan diatas (di poin ke 02 : Ancaman dan Peluang) perihal peluangnya, dimana keadaan lini pertahanan Filipina yang hanya akan menyisakan 1 sampai 2 orang dengan posisi merangsek maju mendekati garis tengah.
Keadaan lini belakang lawan yang seperti itu, menjadikan besar kemungkinan dapat diciptakan situasi yang disukai oleh Irfan Harrys Bachdim dan Okto Maniani.
Yaitu, situasi dimana peluang dan kesempatan menjadi terbuka bagi sebuah pola serangan dari terobosan bola umpan panjang, yang akan menciptakan adu lari antara penyerang kita dengan pemain bertahan mereka.
Irfan dan terutama Okto mempunyai kelebihan gerakannya lincah, disertai dengan kemampuan melakukan akselarasi yang cepat, serta kecepatan lari yang lumayan bisa diandalkan.
Disinilah kemungkinan munculnya peluang baru yang sangat bisa jadi akan menguntungkan bagi Indonesia. Jenis peluang yang boleh dibilang tak ditemui saat pertandingan kemarin, lantaran ketatnya pertahanan Filipina.
Hanya disini Okto harus mau merubah kebiasaannya yang terlihat tak berubah sedikit pun di dua pertandingan terakhir, saat melawan Thailand di penyisihan grup dan saat melawan Filipina di semifinal leg pertama.
Yaitu, sedikit egois dengan memaksakan diri melakukan tembakan langsung ke arah gawang sekalipun posisinya tak cukup menguntungkan, padahal ada kawan lain yang lebih bebas tak terkawal dan lebih menguntungkan posisinya.
Gaya permainan seperti itu bisa jadi sangat efektif dan produktif saat menghadapi tim dengan skill pemain yang sedikit dibawahnya. Namun menjadi tak efektif dan kontra produktif yang membuang-buang peluang saat menghadapi tim dengan skill pemainnya setara atau diatasnya.
Perlulah disadari oleh Okto dan Irfan serta Gonzales juga semua pemain Indonesia, bahwa bahwa skill pemain Filipina tidak berada dibawahnya skil pemain timnas Indonesia.
Di pertandingan leg kedua merupakan saat yang paling menentukan siapa yang akan lolos ke laga final. Maka diprediksi pertandingan leg kedua bakal lebih ketat dibandingkan leg pertama, dan dengan ketertinggalan skor 1 gol itu Filipina akan lebih all out menyerang secara bergelombang yang datang secara beruntun.
Sehingga peluang-peluang emas yang memungkinkan terciptanya gol, salah satunya adalah seperti tersebut diatas itu, akan terjadi namun dengan jumlah peluang itu tak akan berulang-ulang kali.
Bisa jadi peluang itu hanya sekali dua kali saja munculnya. Maka setiap peluang yang muncul itu tak boleh disia-siakan dan dibuang secara percuma, hanya karena keegoisan pemain.
Setiap peluang yang terjadi harus efektif digunakan dan didaya gunakan semaksimal mungkin, agar di setiap peluang yang terjadi itu tingkat kepastian terciptanya gol menjadi tinggi.
Jika tak begitu, dikhawatirkan target menang dengan selisih minimal 1 gol akan menjadi teraih oleh Filipina.
Semoga hal itu disadari benar oleh seluruh pemain Indonesia, juga termasuk Okto.
Semua pemain diharapkan dengan sangat agar mau sekali ini saja mengesampingkan egonya dengan memaksakan diri melakukan tembakan langsung ke arah gawang sekalipun posisinya tak cukup menguntungkan, padahal ada kawan lain yang lebih bebas tak terkawal dan lebih menguntungkan posisinya.
Bambang Pamungkas adalah pahlawan saat Indonesia menang melawan Thailand lantaran gol yang diciptakannya dari titik pinalti. Namun publik pun tak melupakan bagaimana dan siapa yang berperan sehingga terjadi pinalti itu. Sehingga, walau bukan dia yang tercatat sebagai pencetak gol, namun Gonzales adalah pahlawan juga.
Saat melawan Filipina, Gonzales adalah pahlawan yang gol semata wayangnya itu menjadi penentu kemenangan Indonesia. Namun publik juga mengelu-elukan pemberi umpan lambung yang menjadi awal peluang terjadinya gol itu, Firman Utina adalah pahlawan yang tak kalah berjasanya dibandingkan Gonzales.
Jadi, kalau pun tak menjadi pemain yang menciptakan gol, tetaplah akan dielu-elukan sebagai pahlawan jika karena andil peran dan assist yang diberikannya telah menjadi penyebab terjadi gol.
Namun bila keadaan memang memungkinkan, jangan takut menjadi pahlawan. Terobos pertahanan Filipina, tendang bola ke gawang , ciptakanlah gol.
Gol yang demi tujuan bersama, agar tiket ke final pun menjadi milik timnas Indonesia.
04.Umpan Panjang ke Lini Depan :
Lini pertahanan Filipina yang hanya akan menyisakan 1 sampai 2 orang dengan posisi merangsek maju mendekati garis tengah, jika pemain lini tengah Indonesia melepaskan bola umpan panjang ke depan, maka akan terciptakan peluang adu lari antara pemain depan Indonesia dengan pemain bertahan Filipina.
Jika bola umpan panjang ke depan itu ditujukan atau lebih dekat kepada Okto, maka Okto harus mengusahakan agar bola itu secepatnya dibawa lari ke arah gawang lawan.
Lalu disaat bersamaan Irfan harus segera berlari mensejajarinya atau menyilang dengan arah sisi yang berbeda. Jarak ke samping antar keduanya perlu diatur sehingga tak terlalu jauh untuk jarak umpan bola mendatar yang tak terlalu kencang.
Atau sebaliknya, Okto akan berlaku sama seperti yang harus dilakukan oleh Irfan, andai yang menerima umpan panjang itu ditujukan kepada Irfan.
Sedangkan Gonzales yang sudah terbukti sangat lihai dan jeli dalam mengamati situasi dan mencari posisi yang menguntungkan, seyogyanya juga segera menyusul di belakangnya.
Posisi tepat di arah tengah gawang, pada suatu posisi yang memungkinkan untuk suatu umpan back pass, atau untuk memanfaatkan bola muntahan, atau untuk menyerobot bola yang terlepas dan menjadi liar.
Dalam situasi seperti itu, kiper Filipina akan segera keluar kandang menyongsong untuk menghadang si pembawa bola, serta juga untuk mempersempit ruang dan sudut tembakan.
Disaat itu, Okto atau Irfan -salah satu diantara keduanya- yang sedang membawa bola itu harus cepat mengambil keputusan akan diumpankan kepada kedua kawannya yang berada pada posisi paling bebas.
Atau, tendang ke sudut gawang yang diyakini tak akan bisa terblok dan tak terjangkau oleh kiper lawan. Bahkan kalau mampu dan bisa serta perlu, permalukanlah kiper lawan, lewati dan masukan bersama-sama bolanya ke dalam gawang lawan.
05.Matikan Younghusband Bersaudara :
Seperti yang sudah dijelaskan di atas di poin ke 02 : Ancaman dan Peluang) perihal ancamannya, diprediksi Filipina akan melakukan serangan secara sangat frontal dan all out, dimana intensitas gelombang serangan dan ketajaman serangan mereka akan berlipat kali lebih meningkat dan lebih berbahaya dibandingkan pada pertandingan yang kemarin.
Jika ditilik dari pertandingan yang kemarin, hampir semua pemain Filipina mempunyai skill dan teknik serta ketrampilan oleh bolanya sedikit diatas rata-rata para pemain Indonesia. Itu terlihat laju serangan para pemain Filipina baru dapat dipatahkan dan direbut bolanya sesudah dikeroyok oleh dua sampai tiga pemain Indonesia.
Walau begitu, sebenarnya boleh dibilang bahwa bangunan pola serangan mereka lebih banyak dilakukan dengan bertumpu kepada dua bersaudara Younghusband saja.
Saat pertandingan kemarin, Zulkifli cukup berhasil dengan tugasnya dalam mengawal dengan ketat salah satu dari Younghusband.
Namun sayangnya, peran lini tengah dalam turut mengawal ketat dari younghusband bersaudara ini masih terasa kurang maksimal.
Mungkin tidak perlu dengan menugaskan secara khusus kepada salah seorang pemain lini tengah untuk mengawalnya secara man to man.
Hal itu cukup dilakukan dengan melakukan tekanan dan keroyokan dalam melakukan marking ketat oleh siapapun juga pemain lini tengah kita yang berada didekatnya, saat salah satu dari Younghusband kakak beradik itu mendapatkan bola.
Marking ketat yang berarti bola boleh lewat tapi orang, apalagi orang dengan membawa bola, tak boleh lewat sama sekali.
Sayangnya, barisan pertahanan kita dikhawarirkan akan lebih rapuh di sektor kirinya, lantaran saat ini masih tanda tanya bagaimana recorvery dari kondisinya M. Nasuha yang kemarin sempat mengalami cedera.
06.Recorvery dan Peta Kelemahan :
Satu keniscayaan pada suatu pertandingan dengan sistem dua leg adalah saling membaca dan mengetahui yang bahkan sudah menjajalnya secara langsung perihal kekuatan dan kelemahan pihak lawan.
Di pertemuan berikutnya tentunya masing-masing pihak akan menerapkan strategi yang dirasa ampuh untuk menangkal kelebihan lawan serta melakukan eksploitasi di titik kelemahan lawan agar maksimal dalam memberikan manfaat bagi tujuan tercapainya kemenangan di pihaknya.
Jadwal pertemuan berikutnya itu hanya tersedia selang waktu yang relatif sempit, hanya dua tiga hari saja.
Sempitnya waktu yang tersedia itu menjadikan relatif tak memadai untuk melakukan pelatihan khusus penerapan strategi itu, serta dibutuhkan pemain khusus untuk penerapan strategi itu maka jelas tak mungkin merekrut pemain tambahan diluar skuad yang dibawanya.
Disamping itu, biasanya pemain yang menjadi andalan di pertandingan leg pertama itu, apalagi yang dimainkan full time di sepanjang pertandingan yang sebelumnya itu, tentu tak mempunyai waktu yang memadai untuk memulihkan kondisi staminanya secara maksimal.
Maka keefektifitasan dari penerapan strategi tangkal kelebihan dan eksplotasi kelemahan lawan itu juga bisa ditentukan dengan meramu ulang di variasi susunan pemain dan kombinasi per lini yang berbeda dengan saat pertandingan leg pertama, untuk memberikan efek kejutan yang tak terduga.
Memang ini menyalahi salah satu prinsip yang biasa diterapkan oleh pelatih mana pun yang timnya menang di pertandingan sebelumnya, yaitu don’t the wining team.
Namun tak ada salahnya ‘change the wining team’ itu dilakukan, jika variasi dan kombinasi yang baru itu tak kalah kuatnya, atau bahkan lebih berdaya guna dalam strategi tangkal kelebihan dan eksplotasi kelemahan lawan.
07.Formasi 4-4-2 yang bisa Bertombak Trisula :
Berkait dengan itu, biasanya starting line up di lini depan diisi oleh kombinasi tiga pemain, Gonzales dan Irfan Bachdim serta Okto Maniani.
Lalu di paruh pertandingan Okto diganti oleh Arif Suyono, dan Irfan diganti oleh Bambang Pamungkas. Sehingga kombinasi berubah menjadi Gonzales dan Bambang serta Arif.
Mungkin perlu dipertimbangkan oleh pelatih, kombinasi baru di starting line up dengan kombinasi, Gonzales dan Irfan Bachdim serta Arif Suyono.
Arif Suyono mempunyai semangat tak kenal menyerah dan kemampuan oleh bola yang relatif setara dengan Okto Maniani, walau berbeda gaya dan karakter permainannya.
Menariknya, mereka berdua itu sama-sama pemain tipe petarung dengan ke-ngeyel-an yang tak ketulungan.
Namun, Arif punya kelebihan dibanding Okto. Yaitu di saat penestrasi menembus pertahanan lawan, relatif lebih mampu melakukan kerjasama saling umpan one two dan wall pass dengan pemain lainnya.
Disamping itu, Arif juga punya kelemahan dibanding Okto. Yaitu kurang maksimal peran dan fungsinya sebagai pemain bertahan, disaat tim dalam keadaan tertekan dan bertahan.
Riedl tentu sudah memikirkan soal itu. Mengingat selama ini, seolah Arif punya peran khusus dalam strategi tim. Dimana seolah Arif selalu dijadikan kartu truf, disaat para pemain bertahan lawan relatif sudah kelelahan setelah dikocok oleh Okto dengan diajak beradu lari.
Akan tetapi, jika lawan sudah mahfum persis dimana kelebihan dan kelemahan tim kita. Maka, mungkin tak ada salahnya untuk dipertimbangkan kemungkinan diturunkannya kombinasi berbeda yang mengejutkan mereka. Sehingga kejutan itu diharapkan akan bisa merusak rancangan strategi yang sudah mereka persiapkan.
08.Psywar dan Provokasi Emosi :
Kelebihan yang lain dari para pemain Filipina adalah rata-rata pemain naturalisasinya masih belia usianya.
Namun, itu juga merupakan kelemahan yang bisa dimanfaatkan mengingat pemain muda usia mempunyai temperamen yang mudah disulut dan kurang perhitungan serta emosi yang tak terkontrol.
Hal itu terlihat jelas pada pertandingan kemarin itu. Untung saja wasitnya tergolong penyabar dan pemaaf. Sehingga tak ada kartu merah yang dikeluarkan dari kantungnya, walau pelanggarannya para pemain Filipina tergolong keras dan kasar yang dilakukan dengan lugas tanpa trik kamuflase.
Bahkan mereka, walau bermain di kandang lawan yang di depan delapan puluhan ribu suporter pendukung lawannya, toh mereka tak jeri perlihatkan sikap seperti mengajak berkelahi.
Pemain kelas dunia dengan teknik dan skill yang sekelas Maradona sekalipun, jika bisa dibangkitkan tensi temperamennya dan tersulut emosinya, maka dapat dipastikan akan rusak permainannya. Paling tidak mereka akan tidak lagi jernih berfikir dan terganggu fokus permainannya.
Gonzales yang rajin mengikuti majelis zikir di masjid yang dibangunnya, masjid Annur di Gresik Jawa Timur, ini dengan kestabilan emosi dan kematangannya, pada pertandingan kemarin sedikit banyak telah mempraktekkan hal tersebut.
Walau sayangnya, didalam ia menjalankan aksinya sempat harus terwarnai dengan kartu kuning.
Diprediksi sehebat apapun kondisi psikologi dan mental pemain Filipina sehingga mampu mengesampingkan beban targetnya. Namun, apapun juga yang namanya beban target harus menang dengan minimal selisih 2 gol itu jelas tetap akan menjadi sesuatu yang menggelayuti pikiran mereka, sebagai sebuah beban target yang harus diraihnya.
Di saat yang sama, seharusnya beban target seperti itu tak ada di pikiran para pemain Indonesia.
Mengingat sekalipun para pemain Indonesia juga punya beban target yang harus lolos ke final, namun dengan bekal selisih tipis 1 gol itu tentunya dan seharusnya bukanlah target yang seberat beban target Filipina yang harus menang dengan minimal selisih 2 gol.
Sehingga secara teori, beban psikologis yang disandang para pemain Indonesia itu lebih ringan dibandingkan para pemain Filipina.
Oleh sebab itu, para pemain Indonesia seharusnya bisa memainkan psywar dan provokasi emosi kepada para pemain Filipina, agar mereka menjadi pecah fokus pikirannya dan rusak konsentrasi permainannya.
Itulah pekerjaan rumah bagi tim pelatih beserta dengan official tim untuk mengajarkan kepada seluruh pemain kita, suatu cara dan taktik yang elegan namun efektif untuk menaikkan tensi tensi temperamen para pemain Filipina,terutama pemain kuncinya, agar tersulut emosinya.
Namun juga harus dibekali cara agar di saat para pemain Filipina sudah tersulut emosinya, dan mulai bertingkah dengan menantang berkelahi. Maka pemain kita harus tak boleh sampai terpancing untuk melayani tantangan berkelahi dari mereka. Sebagaimana sudah Gonzales pertunjukkan saat ia ditantang berkelahi oleh pemain Filipina.
09.Suporter Indonesia dan Pemain Ke-12 :
Bermain dihadapan sekitar delapan puluh ribuan penonton, bukanlah sesuatu yang sepele saja artinya. Tak hanya soal tak sepele, bahkan tak semua pemain yang bermain di liga negara eropa saja belum tentu semua pernah mengalaminya.
Simon McMenemy, pelatih timnas Filipina, mengemukakan perasaan keterpukauanya atas jumlah penonton di pertandingan Indonesia melawan Filipina.
Bahkan ia juga mengatakan bahwa kehadiran manusia sebanyak itu dalam satu waktu dan tempat, merupakan hal yang belum pernah dilihat dan dialami oleh beberapa anak asuhnya.
Maka sesungguhnya, jumlah penonton dengan jumlah sekitar delapan puluh ribuan itu -yang notabene 99% bahkan lebih merupakan supporter timnas Indonesia- adalah sesuatu yang sangat berarti.
Disamping itu bisa menjadi dukungan moral dan spirit bagi kesebelas pemain timnas Indonesia yang sedang berlaga di lapangan.
Mereka yang berjumlah sekitar delapan puluh ribuan itu juga bisa menjadi lebih dari sekedar pemberi dukungan moral. Bukan tak mungkin mereka bisa menjelma menjadi pemain ke-12 bagi timnas Indonesia.
Namun juga jangan lupa, bisa juga berlaku hal yang sebaliknya.
Sebagaimana diketahui, pada saat melawan Filipina di semifinal leg pertama kemarin, gawang timnas Indonesia nyaris bobol.
Miskomunikasi yang terjadi antara kiper Markus dengan center back Maman Abdurrahman itu nyaris membuat gawang Indonesia kebobolan, andai tak ada pemain bertahan Indonesia yang berada di bawah mistar di saat gawang ditinggalkan oleh Markus.
Hal itu ternyata disebabkan oleh teriakan peringatan dari Markus tak terdengar oleh Maman Abdurrahman, lantaran gemuruh suara penonton.
Itulah kejadian dimana supporter Indonesia tanpa sadar secara sukarela hampir saja menjadi pemain ke-12 bagi timnas Filipina.
Jika mengambil pelajaran dari contoh peristiwa nyata tersebut, maka tak susah untuk mewujudkan secara nyata sekitar delapan puluh ribuan supporter itu menjadi pemain ke-12 bagi timnas Indonesia.
Yaitu dengan menghentikan suara gemuruh saat bola sedang mengarah ke zona pertahanan timnas Indonesia, agar kejadian miskomunikasi antara kiper dengan pemain bertahan yang diakibatkan suara gemuruh penonton itu tak terjadi lagi.
Lalu, berlaku sebaliknya. Suara gemuruh justru disuarakan dengan gema yang membahana membelah langit, saat bola sedang dalam penguasaan pemain Indonesia dan sudah melewati separo lapangan yang mengarah ke gawang timnas Filipina.
Bahkan kalau perlu saat bola ditendang ke arah gawang Filipina, suara yang membahana itu lebih dilipat kalikan lagi gelegar gemuruhnya, agar terjadi peristiwa miskomunikasi antara kiper dengan pemain bertahan terjadi di timnas Filipina.
Hanya perlu diingat, jangan sampai terjadi pelemparan benda dan gangguan secara langsung serta gangguan fisik yang tertuju ke lapangan, karena itu akan bisa menjadi alasan bagi timnas Filipina untuk dijadikan alasan untuk protes terhadap kekalahannya.
Jangan lupa, suara peliut yang menyerupai suara peluitnya wasit pertandingan juga merupakan hal yang sangat terlarang.
Selebih dari itu, baik itu suara terompet, suara tambur, suara yang menyerupai klakson kapal laut, atau suara gemuruh lainnya bukanlah merupakan hal yang terlarang dilakukan penonton dalam pertandingan sepakbola.
Hal yang berbeda jika di pertandingan bulu tangkis. Dulu pernah ada peristiwa insiden saat pertandingan piala Thomas antara Indonesia melawan Malaysia. Pertandingan itu dihentikan oleh wasit karena dianggap suara gemuruh dari penonton Indonesia telah merugikan pemain Malaysia.
Jadi, bergemuruh semembahana mungkin saat gawang timnas Filipina sedang terancam, agar ke delapan puluh ribuan supporter Indonesia bisa mewujud menjadi pemain ke-12 bagi timnas Indonesia.
10.Penggalangan Suporter dan Sihir Sepakbola :
Sesungguhnya sangat memungkinkan untuk dilakukan penggalangan dan pengkonduktoran bagi irama gemuruh para pemain ke dua belasnya timnas Indonesia yang berada di tribun penonton itu.
Di kalangan penggila bola yang menjadi supporter biasanya ada koordinator bagi setiap kelompoknya. Melalui para koordinator supporter inilah supporter bisa digalang dan didirigeni agar mewujud nyata menjadi pemain ke-12 bagi timnas Indonesia.
Disamping itu, jangan lupa bahwa saat pertandingan leg pertama dimana Presiden SBY didampingi Ibu Negara serta disertai beberapa Menteri kabinetnya turut hadir di stadion untuk menonton langsung, telah disebar anggota TNI di beberapa tempat strategis yang berbaur dengan penonton.
Hal itu bisa dilihat di salah satu gambar foto ilustrasi yang terpampang di atas.
Kehadiran anggota TNI ditengah penonton yang barangkali itu adalah salah satu protap bagi pengamanan Presiden dan pejabat tinggi negara yang hadir di satdion menonton sepakbola, itu dapat didaya gunakan juga sebagai penggalangan penonton supporter Indonesia, seperti yang dimaksudkan pada uraian tersebut diatas.
Tugas penggalangan massa seperti itu sebenarnya merupakan hal yang mudah dilakukan oleh anggota TNI yang pernah bertugas di seksi intel Kodim atau Kodam.
Bagi anggota seksi intel itu, tak perlu mereka yang berpangkat tamtama atau perwira, mereka yang berpangkat bintara pun sudah cukup, karena mereka menguasai cara-cara penggalangan massa sebagai salah satu keahlian dasar wajibnya.
Mungkin ada yang menganggap berlebihan ide penggalangan suporter agar menjadi pemain ke-12 bagi timnas Indonesia. Apalagi jika sampai harus mengerahkan aparat negara, yang tentu akan melibatkan anggaran negara.
Mungkin benar begitu, tapi perlu diingat bahwa jika timnas Indonesia kali ini bisa melaju ke final dan meraih Trophi Juara Pertama Piala AFF 2010, maka efek dan dampaknya akan luar biasa.
Efek dan dampak yang akan menyihir mayoritas rakyat Indonesia menjadi lebih asyik berbicara tentang sepakbola daripada berbicara soal politik yang menyoroti berbagai kegagalan kinerja dan prestasi hasil kerja pemerintah yang mengecewakan.
Daya hipnotis dari sihir sepakbola ini memang luar biasa, bahkan seorang Hitler pun memakainya, demi kepentingan dan tujuan politiknya.
Andi Mallarangeng sebagai Meneg yang mengurusi Pemuda dan Olahraga yang notabene juga adalah pandeganya konsultan pencitraan, Fox Indonesia, tentu sangat mahfum tentang daya guna dari sihir sepakbola bagi kepentingan politik Presidennya.
Anggaran di kementrian Menpora hanya perlu dialih alokasikan sebagian kecil saja jika hanya untuk membiayai penggalangan massa dalam operasi resmi negara, yang barangkali cocok jika diberi tajuk operasi ‘Pemain ke-12 bagi Timnas Indonesia’.
11. Berharap dari Pahalanya Presiden SBY :
Disamping sihir sepakbola yang bisa bermanfaat bagi tabir pencitraan bagi pemerintahnya, juga ada banyak manfaat lain diluar soal politik yang perlu dipertimbangkan oleh Presiden SBY beserta jajarannya, jika timnas timnas Indonesia ke final yang lalu akan meraih juara pertama di Piala AFF 2010.
Diantaranya manfaatnya itu adalah soal menjaga nama baik dan meraih pahala bagi kehidupan akhiratnya.
Sebagaimana diketahui, di masa sebelum pertandingan kemarin itu santer terdengar mitos bahwa timnas Indonesia akan mengalami nasib sial yang kalah terus jika Presiden SBY hadir menonton langsung di stadion.
Sekalipun dengan skor tipis 1-0 toh tetap saja dipertandingan kemarin itu timnas Indonesia berhasil memenangkan pertandingan melawan Filipina, walau Presiden SBY hadir langsung menonton di stadion.
Jadi, paling tidak peristiwa yang kemarin itu sudah bisa menjadi pembantah dan penyanggah bagi mitos yang terlanjur dinisbatkan kepada Presiden SBY.
Namun, jika pada pertandingan leg kedua ternyata timnas Indonesia kalah lagi, maka bukan tak mungkin mitos tentang kesialan itu malahan akan semakin kukuh terpatri di benak memorinya rakyat Indonesia.
Repotnya, sepakbola adalah olahraga paling digemari di kalangan rakyat Indonesia, sehingga memori tentang mitos kesialan itu akan sangat kuran menguntungkan bagi Presiden SBY di masa mendatang jika terpatri selama kurun waktu puluhan tahun.
Namun, jika dalam leg kedua ini timnas Indonesia kembali mampu menang maka memori itu tentu akan terhapus dengan sendiri karena ada fakta penyangkalannya.
Soal yang lainnya, pahala akhirat tentulah bukan dongeng pengantar tidur dan isapan jempol belaka. Bahkan pahala akhirat itu biasanya menjadi tujuan hakikinya para orang-orang mukminin yang tak berharap banyak dari kehidupan duniayang hanya fana ini.
Jika dengan juara pertama itu tentunya ada puluhan juta atau bahkan dua ratusan juta rakyat Indonesia terutama mereka para penggila bola yang akan tersenangkan hatinya.
Menyenangkan hati satu orang saja sudah mendapatkan pahala, lantaran ia sudah melakukan perbuatan amal baik.
Maka, betapa tentu akan berlipat ganda pula pahalanya jika dua ratusan juta orang yang menjadi tersenangkan hatinya.
Jadi, kenapa Presiden SBY tak segera saja perintahkan kepada beberapa orang Menteri terkait dan Panglima TNI agar mereka segera berupaya dan bertindak dengan sekuat tenaganya mengerahkan segala sumber daya di jajarannya dalam rangka memberikan bantuan agar tercapai kemenangan timnas ?.
Wallahualambishshawab.
*
Artikel lain : ‘Prediksi Semifinal : Indonesia Jangan Tiru Vietnam’ , ‘Solo Cemburu Jogja ?’ , ‘Timnas Mie Instan Indonesia’ , ‘Sultan HB XI dan Perjanjian Giyanti’ , ‘Mengapa kok TKW ?’ , ‘Muara Kasus Gayus’ , ‘Uji Loyalitas Pelanggan SPBU Pertamina’ .
Gambar ilustrasi merupakan hasil copypaste dari : sini dan sini .
*