Gara-gara berita kasus perkosaan terhadap SPG yang dilakukan oleh Bendahara Umum DPP Partai Demokrat dijadikan oleh tabloid C&R (Cek & Ricek) sebagai headline dan cover sampul depannya, konon kabarnya telah membuat tabloid itu menjadi laris manis.
Bagaimana tidak laris manis, jika tabloid itu baru sampai di tingkat agen -belum sampai ke tingkat pengecer- telah diborong hingga nyaris habis tak bersisa.
Karena hal tersebut, maka pihak manejemen tabloid C&R kemudian mencetak lagi sejumlah 70-an ribu eksemplar.
Setara dengan jumlah eksemplar yang diduga telah diborong oleh pihak tertentu sehingga mengakibatkan tabloid itu nyaris lenyap dari pasaran.
Aksi borong memborong itu, salah satu contohnya adalah yang terjadi di kota Bandung.
Menurut kabar yang dikutip dari Tempo Interaktif dikabarkan bahwa seluruh tabloid C&R yang akan diedarkan pada hari ini, tidak beredar di lapak-lapak di Kota Bandung. Tabloid itu semuanya diborong oleh orang yang tidak dikenal.
Salah seorang saksi menegaskan, ada dua orang yang berpakaian preman yang datang langsung kelapak sekitar pukul 04.30 dini hari. Mereka datang dan langsung mendesak membeli tabloid tersebut.
“Saya tidak tahu apa sebabnya semua tabloid tersebut diborong. Tapi para pemborong tersebut langsung bayar kontan, dan mengaku dari Polisi Daerah. Tapi Polda mana saya tidak tahu persis”, katanya.
Aksi borong memborong itu rupanya juga sudah terendus oleh pihak pemimpin tabloid tersebut.
“Tadi Subuh bagian sirkulasi tabloid C&R melaporkan pengaduan sejumlah agen tentang habisnya stok mereka. Ada pihak yang memborong. Pihak yang memborong habis jatah agen itu tidak jelas pihak siapa”, kata Ilham Bintang.
Selain itu, menurut kabar bahwa disamping laporan dari para agennya yang berada di Jakarta dan Bandung, Ilham Bintang selaku Pemimpin Redaksi C&R juga menerima laporan dari banyak temannya, termasuk anggota DPR -Bambang Soesatyo- bahwa tidak memperoleh C&R dan tidak bisa mendapatkannya di kios-kios umum maupun pedagang asongan.
Hal tersebut menimbulkan pertanyaan, bagaimana mungkin pihak pemborong semenjak sebelum subuh dini sudah bisa mengetahui cover sampul depan tabloid itu mengangkat soal skandal pemerkosaan, padahal tabloid itu belum sempat beredar ?.
Rupanya yang telah terjadi selama ini, setelah tabloid C&R selesai dicetak namun belum beredar sampai di tangan agen, Ilham Bintang telah menyebarkan gambar cover sampul dari tabloid tersebut melalui Facebook, Twitter dan BBM (BlackBerry Messenger).
Sebenarnya, apa yang membuat tabloid itu diborong ?, karena berita soal kasus perkosaan terhadap SPG yang dilakukan oleh Bendahara Umum DPP Partai Demokrat ?, atau karena soal lain ?.
Entahlah, tapi beberapa pihak menengarai bahwa tabloid itu diborong agar tidak sempat beredar di masyarakat itu disebabkan oleh berita soal skandal seks kasus pemerkosaan tersebut.
Sebenarnya jika ditilik dari beritanya, maka sesungguhnya tak ada yang istimewa dalam berita yang dimuat oleh tabloid tersebut.
Kalaupun bisa disebut istimewa, barangkali karena berita itu menyangkut pengurus teras dari Partai Demokrat, sebuah partai pemenang pemilu yang saat ini menjadi partai penguasa Republik Indonesia.
Disebutkan di tabloid itu bahwa Muhammad Nazaruddin, anggota Komisi III DPRRI sekaligus merangkap sebagai Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, diduga telah melakukan pemerkosaan terhadap seorang SPG (Sales Promotion Girls) yang bernama Dita.
Kejadian pemerkosaan itu terjadi hampir berbarengan dengan pelaksanaan konggres Partai Demokrat pada bulan Mei yang lalu.
Pemerkosaan itu, menurut kabar, oleh korbannya telah langsung dilaporkan ke polisi setempat.
Laporan tersebut teregristrasi dengan nomer 595, tanggal 24 Mei 2010, pukul 12.35 WIB.
Didalam laporan tersebut, tertulis bahwa perkosaan terjadi di hotel Aston Pasteur itu, pada tanggal 24 Mei 2010, pukul 06.30 WIB.
Masih menurut tabloid tersebut, dikatakan bahwa sesungguhnya kasus ini juga telah disuarakan oleh beberapa beberapa ormas, salah satunya adalah PB HMI (Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam) pada beberapa saat yang lalu.
Berkait dengan itu, konon menurut kabar, telah membuat Ruhut Sitompul -salah seorang anggota DPRRI dari Partai Demokrat- kemudian memberikan julukan ‘Kambing’ kepada para anggota HMI.
Sayangnya, Ruhut Sitompul tidak menjelaskan lebih lanjut, HMI itu merupakan kambing dari jenis apa.
Sebagaimana diketahui, jika yang dimaksud adalah kambing jenis Garut, maka kambing jenis ini biasanya dikenal sebagai kambing dengan postur yang gagah.
Penampilan yang demikian itu telah menjadikan kambing jenis ini sangat cocok untuk keperluan lomba dan kontes serta sebagai kambing aduan.
Disamping itu, kambing Garut juga terkenal sebagai kambing pejantan yang unggul dan tangguh untuk keperluan peternakan dan pembiakan.
Lantaran, satu ekor kambing jantan mampu melayani tak kurang dari dua puluh ekor kambing betina.
Soal juluk menjuluki dengan julukan nama binatang kepada pihak tertentu itu, bolehlah dibilang memang sudah merupakan adat dan kebiasaannya Ruhut Sitompul.
Pada beberapa saat yang lalu, Ruhut Sitompul ini juga telah menjuluki ‘Kutu Kupret’ kepada seorang perwira menengah TNIAU.
Nah, di kemudian hari nanti, kira-kira julukan dari jenis binantang apa lagi yang akan diberikan oleh Ruhut Sitompul ?, kepada siapa julukan itu akan diberikan ?.
Akhirulkalam, sembari menunggu kejelasan soal kambing jenis apa yang dimaksudkan oleh Ruhut Sitompul itu, sekiranya diijinkan oleh Ketua Dewan Pembinanya, maka julukan jenis binatang apa yang sekira pantas dan cocok untuk dinisbatkan kepada Ruhut Sitompul ini ?.
Wallahualambishshawab.
*
Catatan Kaki :
- Artikel tema lainnya dapat dibaca di : “Kolonel Kutu Kupret” ,“Juki & Poltak : Reinkarnasinya Harmoko” ,“Mbah Marijan : Setia Sampai Akhir, Hangrungkepi Momongane” ,“Mbah Maridjan ‘Katsumoto’ Suraksohargo : The Last Samurai from Jogjakarta” ,“Kolonel Kutu Kupret jilid Dua ?” .
- Foto ilustrasi dicopypaste dari sini .
*