Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Sejarah Kutangnya Cut Tari

16 September 2010   16:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:11 8190 0

Tren model busana disamping dapat dipopulerkan oleh para perancang busana melalui peragaan busana, juga dapat dipopulerkan melalui pemakaian busana yang dikenakan oleh para publik figur dan para selebritis.

Termasuk dan tak terkecuali, juga berlaku dalam soal tren busana pakaian dalam wanita khususnya penutup payudara atau BH.

Memang tren busana pakaian dalam BH ini berbeda dengan tren busana celana atau kemeja atau gaun atau rok atau pakaian luar lainnya. Tren model BH ini mungkin tak terlihat menyolok.

Hal yang wajar saja mengingat letak BH yang biasanya tertutup oleh pakaian luar, sehingga tidak umum terlihat di ruang publik.

Orang lain biasanya jarang mengetahui model BH yang sedang dikenakannya, terkecuali memang sengaja diperlihatkan dengan mengenakan busana pakaian luar yang didesain sedemikian rupa sehingga memperlihatkan BH yang dikenakannya.

Atau, bisa juga dalam acara yang intim maka BH yang dikenakannya itu sengaja diperlihatkan kepada orang lain atau kepada suaminya atau kepada kekasihnya.

Berkenaan dengan tren model busana pakaian dalam BH ini, pada beberapa saat yang lalu, BH miliknya Cut Tari sempat menjadi tren.

Tren ini menyeruak terjadinya setelah video rekaman persetubuhan antara Ariel dengan Cut Tari sempat tersebar di beberapa situs di dunia maya.

Setelah beredarnya video persenggamaan antara Cut Tari dengan Ariel, ternyata banyak wanita yang mencari model BH seperti yang dikenakan oleh Cut Tari pada persetubuhannya itu.

Mbak, ada model BH seperti yang dipakai oleh Cut Tari”, begitu biasanya para wanita itu sambil tersipu-sipu menanyakannya kepada para pramuniaga yang bertugas di konter pakaian dalam wanita.

Sebenarnya, istilah kata BH ini merupakan serapan dari bahasa Belanda dari kata ‘buste houder’.

BH atau ada juga yang menuliskannya dengan ‘beha’ ini juga disebut dengan istilah ‘bra’.

Dimana istilah bra inipun konon juga merupakan serapan dari bahasa Prancis. ‘brassiere’.

BH atau kutang atau bra ini biasanya mempunyai ukuran seperti layaknya pakaian lainnya.

Ukurannya itu kombinasi dari ukuran lingkar linear rusuk (32, 34, 36, dan seterusnya) dengan dengan ukuran volume dada (A, B, C, dan seterusnya)

Ukuran lingkar linear rusuk merupakan ukuran lingkar rongga dada (diukur dalam satuan inchi) yang diukur tepat di bawah payudara, lalu ditambahkan dengan 4.

Sedangkan ukuran volume dada merupakan besar payudaranya yang disetarakan dengan volume cairan dalam satuan ons. A setara dengan 8 ons cairan, B setara dengan tiga belas ons cairan, dan C setara dengan 21 ons cairan, dan seterusnya.

Sehingga misalnya bra ukuran 32A merupakan bra yang cocok bagi wanita dengan lingkar rongga dada 28 inchi dan volume dadanya setara dengan delapan ons cairan.

Ukuran bra ini diciptakan oleh Ida Rosenthal pada tahun 1928, dan ukuran itu dibakukan pertamakalinya pada tahun 1935 oleh Warner Brothers Corset Company yang berkedudukan di Connecticut, Amerika Serikat.

BH atau beha atau bra ini, dalam masyarakat jawa disebut juga dengan nama ‘kutang’.

Konon istilah kutang ini mulai dikenal oleh masyarakat jawa pada pemerintahan Gubernur Jenderal Deandles, di masa pelaksanaan pembangunan jalan pos antara Anyer sampai Panarukan.

Konon katanya, istilah kutang ini juga serapan dari bahasa Prancis, ‘coutant’.

Sebenarnya, sebelum mengenal istilah kutang ini, masyarakat Jawa telah mengenal busana serupa sebagai pakaian penutup dada yang disebut dengan ‘kemben’.

Sejenis dengan kemben ini, masyarakat di pulau Kreta Yunani sejak 2.500 tahun sebelum Masehi telah mengenakannya untuk mengangkat payudaranya sehingga terlihat indah bentuk penampilannya.

Namun secara sejarah resminya, bra ini baru mulai dipatenkan pertamakali di Amerika Serikat dengan nama breast supporter pada tahun 1893 oleh Marie Tucek.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun