Kasus rekaman video adegan mesum yang melibatkan Ariel dan Luna Maya serta Cut Tari, jika semua pihak sepakat, maka masih ada kemungkinan bisa dicarikan dan dibuatkan cara agar berakhir happy ending dengan solusi yang saling menguntungkan semua pihak.
Penyidik dari pihak kepolisian negara Republik Indonesia dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan pemeriksaan laboratorium forensik yang ilmiah dan canggih serta intensif, didapatkan hasil bahwa pemeran dalam video itu bukan Ariel dan bukan Luna Maya serta bukan Cut Tari.
Rekaman video itu hanyalah hasil rekayasa dan kreasi sinematografi dengan teknologi yang canggih.
Sedangkan para pemerannya adalah para oknum pemeran pengganti atau stuntman dengan rupa wajah dan ciri-ciri fisik yang sangat mirip mereka.
Didalam mempersiapkan produksinya, semua kru mempersiapkan dengan sangat cermat dan teliti. Bahkan demi profesionalitas dan tuntutan akting serta jalan ceritanya, para pemeran pengganti telah melakukan operasi plastik untuk menyesuaikan dengan ciri-ciri fisiknya yang spesifik.
Tak hanya itu, para pemeran pengganti itu juga para aktris dan aktor yang profesional, sehingga mereka juga sangat pandai dalam berakting menirukan dengan persis dalam warna suara maupun kebiasaan gerak dan goyangan badan serta olah tubuhnya.
Seperti juga layaknya memproduksi sebuah film ala Hollywood. Tak ketinggalan tentu juga melibatkan properti lengkap termasuk aksesoris dan busana serta setting kamarnya.
Penyandang dan produser serta sutradara dan para pemerannya itu diduga merupakan anggota dari jaringan organisasi kejahatan yang sangat profesional menyerupai mafia.
Bahkan diduga mereka juga telah menjalin kerjasama dengan jaringan teroris di Indonesia, seperti Dulmatin dan kawan-kawannya.
Beberapa anggotanya sudah berhasil teridentifikasi, dan saat ini sedang dalam perburuan pihak kepolisian yang melibatkan Densus 88 lantaran mereka ada kaitannya dengan terorisme, serta kepolisian bagian kejahatan trans nasional lantaran mereka diduga sudah berhasil kabur ke luar negeri.
Polisi juga berhasil menyita puluhan rekaman video dengan puluhan pemeran lainnya.
Serupa dengan video sebelumnya, video yang belum berhasil diedarkan itu juga melibatkan pemeran penggati yang mirip dengan para artis atau selebritis dan anak atau menantu dari para tokoh nasional.
Motif dari organisasi kejahatan itu adalah keuntungan bisnis dan tindak pidana pemerasan serta ingin merusak kredibilitas bangsa Indonesia.
Akhirulkalam, diharapkan dengan ending yang demikian itu maka Ariel dan Luna Maya dapat terehabilitasi nama baiknya.
Sehingga tidak akan ada lagi noda hitam dalam perjalanan kehidupan mereka dikemudian hari setelah mereka berdua melangsungkan pernikahannya secara resmi.
Cut Tari pun juga akan dapat semakin memberikan legitimasi yang kuat terhadap ketidak yakinan kebenaran video itu yang telah menjadi sikap dari keluarga besar sanak familinya dan suami beserta keluarga besar mertuanya.
Tak ketinggalan, ending dengan dasar kesimpulan itu maka ada dasar legitimasi dan justifikasi yang sangat kuat itu juga akan membuat semua pihak yang berkait dan berkepentingan atas ke 32 wanita lainnya juga akan teramankan nama baik dan martabat serta kehormatan dan harga dirinya, andai pun ada video yang terpaksa lolos dan terpublikasikan.
Sepakat dan mendukungkah anda terhadap usulan ending solusi yang demikian itu ?.
Wallahulambishshawab.
*
Catatan Kaki :
- Artikel dengan tema terkait yang berjudul “Istimewanya Video 34 Wanitanya Ariel” dapat dibaca dengan mengklik di sini, dan yang berjudul “Mengidola Suaminya Cut Tari ?” dapat dibaca dengan mengklik di sini , serta yang berjudul “Sindroma Cucuk Senthe” dapat dibaca dengan mengklik di sini .
- Artikel dengan tema lainnya yang berjudul “Anti Komunisme di Sekolah Indonesia” dapat dibaca di sini , dan yang berjudul “Utang memang Perlu” dapat dibaca di sini , serta yang berjudul “Jatah Preman ala DPR” dapat dibaca di sini .