Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Lanjutan 1-Novel (KILAR)

17 Agustus 2010   23:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:56 70 0
Ketika ketiga temanya tergelak berderai-derai, namun tidak demikian bagi Sulan. Dialah pesakitan. di siang itu Sulan sedang menjadi perolokan teman-temanya.Ia diam, dirinya dihinggapi rasa kesal dan marah tapi berusaha menahanya. Apalagi saat ketiga temanya berbarengan menunjuk kearahnya sambil mentertawakannya. Maklum, diantara mereka berempat, hanya dia sendiri yang mempunyai kulit tubuh paling legam, dekil (busik) kurus dan kecil. Wajar saja dia tersinggung saat kawanan burung tlimbukan itu menceracau seolah memperolok kulitnya yang busik itu. Lebih marah lagi ketika ketiga temanya, Warjo, Daim, dan Damin, memprosotkan katok kolornya (celana pendek) sambil menunjuk keburung cucakrowo miliknya itu. Ketiganya semakin tertawa geli, sampai terjungkal-jungkal ditengah hutan pete cina, sambil jarinya menunjuk-nujuk kearah burung cucakrowo milik Sulan yang menggantung lesu diantara pangkal pahanya. Karena ulah burung tlimbukan, dan ketiga temanya itu, Sulan semakin terintimidasi, lalu menaikan katok kolornya dengan malas dan kesal.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun