Bluuugkk! Korban itu jatuh membentur tanah dengan kepala pecah kerena diterobos peluru kerikil tanah kering, tepat dihadapan sang eksekutor yang sedang malang kerik, angkuh. Seekor burung tlimbukan yang tak berdosa, nyawanya melayang bersamaan dengan pecahnya amarah seorang anak manusia yang bernama Sulan. Sebab kebusikan (kedekilan) Sulan diperolokan ketiga provokator hingga harga dirinya dipertaruhkan, aibnya dipertontonkan, cucakrowonya sebagai lambang kejantanan sempat lesu tak bergairah, karena ketenangannya diusik oleh kawanan bromocorah. Sialnya, Sulan mengkaitkan olokan temanya itu dengan ceracau burung tlimbukan. Kemarahan dan ketakberdayaan memang kerap menjadikan orang membabibuta. Betapa ia tak mampu melihat titik masalah dengan pikiran yang jernih. Disinilah letak keberhasilan tukang mengadu domba. Mereka akan terus tertawa terbahak-bahak jika korbanya sudah termakan hasutanya. Hingga pada akhirnya gelap mata hati. Dan korbanya selalu mereka yang terlemah. Dalam hal ini seekor burung tlimbukan.