Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Isapan Jempol Dikota Janggal

11 April 2013   18:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:21 141 0

17[1]
sebelum aku mati...dimana
apa yang melihat padaku...
bagaimana yang didengar tentangku...
lantas siapakah aku...

17[2]
saat aku mati...apa
bagaimana yang dilihat dariku....
dimana yang mendengar perihalku....
i’m finding it hard to believe...ada apa?...[we’re in heaven]....

17[3]
setelah aku mati...bagaimana...
dimana yang merasakan keberadaanku...
apa yang dirasakan mengenai keberadaanku...
it isn’t too hard to see...mengapa?...[we’re in heaven]....

jika aku adalah [ي]...maka ini mengenai sesuatu yang membahas pandu pemikiran[1], wawasan[2] serta pola kreatifitas akal[3] yang beroda waktu dahulu maupun nanti...

jika aku adalah [س]...maka ini mengenai sesuatu yang mengulas hulu pengartian[1], penghantar pemikiran[2] serta hilir pemahaman[3] yang beroda saat sebelum ataupun sesudahnya...

but i’m closer to the clouds up here...
----------------------------------------------------------
hanya papan pembelajaran semata, atau kalo di tipi-tipi ada tulisan seperti “jangan meniru/mempraktekan adegan ini bila tidak didampingi oleh ahlinya/yang mengenal bidangnya”...

171,172,173 itu fase[ط] Komunikasi[خ] tanah
181,182,183 itu fase[ط] Interaksi[ف] api
191,192,193,194 itu fase[ط] Adaptasi[ب] air

secara aksara swara[ilmu angka] :
10[ط] : Birokrasi, fase-badan beralas agen/distributor kedudukan perkara
11[س] : Administrasi, fase-kaki beralas loket/pasar penyebaran perkara
12[ر] : Prosedurisasi, fase-kepala beralas karcis/kurs adopsi perkara

secara aksara reka-an[ilmu huruf] :
[ط] : yang mandiri[fase/aksi], yang keras[proses], yang berdikari[reaksi]
[س] : hulu pengertian, jembatan akal, hilir pemahaman
[ر] : data, keterangan, opini
[ب] : cara, kebiasaan, tradisi
[ف] : vini, vidi, vici atau falah[fa lam-ha], fithrah[fa tha-ra], fathan[fa tha-nun]
[خ] : yang melahirkan, yang mengandung, yang membuai
----------------------------------------------------------
.....
......
.....
sengaja dipotong penulisannya....
.....
.....
.....
lagu ibu pertiwi...mengapa tersengaja bernuansa irama lagu “What a Friend We Have in Jesus”
lagu nina bobo...kenapa tersengaja bernuansa irama lagu ”abide with me”...
atau...
jika pinokio itu bergaris boneka penokohan...
maka boneka penokohan “kartini” seperti tersengaja bernuansa boneka penokohan “fathimah”...

perlukah saya membahasnya?
sedang bocah angon itu perlambang boneka penokohan as ‘isa ibnu maryama, atau jika prasasti jayabaya menyebutnya sebagai boneka pemikiran “putrane bethara indra”, atau saya membuatnya permainan kata sebagai “oji anak emak”...karena emak itu tertuju pada ibu pertiwi dan karena saya merasakan pertiwi itu pemahamannya equivalent[“qaf shad shad” qishash] dengan maryama[mim ra-ya mim]...

dan kartini itu boneka penokohan kreasi “Ki Hajar Dewantara”...
yang dengan “boneka” itu, seperti menjadi boneka pemikiran yang terujar seperti....
Kalau  orang mau  juga mengajarkan  agama,  kepada  orang Jawa,  ajarkanlah  kepada mereka Tuhan yang satu-satunya,  yaitu Bapak Maha Pengasih,  Bapak  semua umat, baik Kristen maupun  Islam, Budha maupun Yahudi, dan lain-lain.”

mengapa dengan boneka? Karena manusia itu seperti tersengaja “numpang lewat” dikehidupan dunia, hanya pajangan sementara, sehingga dihadapan Majikan yang satu-satunya hanya dipandang sebagai “toys”...

“isapan jempol” itu seperti ketergantungan akan janji/kepastian, sedang “dikota janggal” itu seperti teritori kerumunan pemikiran yang perlu diklarifikasi....

apakah yang perlu diklarifikasi?
ada crita dikit nih tentang aktifitas setelah kematian...

digerbang pemeriksaan pertama, ada lima orang yang sedang berbaris...kalau kelimanya diuraikan berdasarkan KTP, maka kelima orang itu berKTP jakarta, bali, medan, magetan, dan bandung...
yang pada masing masingnya tertulis agama titik dua...
kebetulan yang berKTP jakarta tercatat titik duanya adalah budha, yang berKTP bali tercatat titik duanya adalah hindu, yang berKTP medan tercatat titik duanya adalah kristen HKBP, yang berKTP magetan tercatat titik duanya adalah Katolik, sedang yang berKTP bandung tercatat titik duanya adalah Islam....

kemudian petugas pemeriksa itu berseru...”siapa yang titik duanya tertulis selain islam, silahkan memasuki ruang TIDAK SELAMAT”...
kontan saja hal tersebut membuat lega yang berKTP bandung, sehingga ia berandai-andai dengan pemikiran...
“tuh kan...apa gua bilang...ampuh kan yang diterjemahkan di ali ‘imran 102[...dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam....]”

dan tidak lama berselang, petugas pemeriksa itu berseru lagi...”siapa yang titik duanya tertulis islam, silahkan memasuki ruang PENYIKSAAN TOTAL”...

saya yang kebetulan lagi tinggal dibandung, agak mempertanyakan keputusan dari petugas itu...kemudian bertanya...”kok bisa gitu sih”...
lalu petugas itu menjawab keras dan tegas...”kamu masih hidup...jangan ikut campur!!!”...

yang berKTP bandung kemudian protes juga...”apa apaan nih...!!!”....
tetep aja petugas itu kelihatan nyantai aja, bukan nyantai banget...kemudian nyeletuk...
“lagian sapa nyang nyuruh untuk percaya sama terjemahannya...gak penting banget seh...itu sama aja Cuma ikut-ikutan kebiasaan adopsi pengetahuan yang gak jelas asal usulnya...”
“kan sudah dituliskan secara berantai via sandi “siliwangi, jayabaya, ranggawarsita maupun nostradame...agar menunggu yang satu muncul baru ada terjemahan pemikirannya...”...

tak lama berselang petugas itu berseru kencang banget bukan kencang aja...
“Hey saya yang masih hidup jawab yang jujur yaa....!!!
ibarat kue yang dipotong lima bagian...apakah kue itu saat telah terpotong menjadi berbeda titik duanya...
ibarat bumi itu kue, apakah kue itu saat dipotong menjadi lima benua akan beda rasa kepemilikannya...kenapa menyembah tiga raja atasnama agama, negara maupun bangsa...!!!kalo orang udah terbujur kaku, tempat kembalinya Cuma satu, yaa kesitu-situ juga...gak beda lah, wong majikannya Cuma satu!!!mau selamat tidak!!!

karena kesel juga digituan, saya nyeletuk balik...
“gak sopan banget sih nih petugas...kok saya aja yang ditegur...memangnya gak ada manusia yang lainnya apa...tanyain juga dong sama yang lainnya”...

petugas itu sambil tersenyum jeruk nipis, nyeletuk juga...
“santei aja bro...kan situ sama saya lagi crita-critaan...”...

“critanya dalem banget sih nih orang pada”...*benak redaksi move on...
......
......

Indonesiaku, dihiasi oleh belasan ribu pulau...
my Indonesia is embellished with more than thirteen thousand islands...

diwarnai dengan ratusan suku bangsa...
colored with hundreds of ethnicities...

berbagai bahasa, berbagai tradisi dan berbagai corak keyakinan
various languages, traditions, and beliefs...

Namun Indonesia, satu hati, satu jiwa, satu visi, satu cita-cita, dan satu kesatuan...
but Indonesia has one heart, one soul, one vision, one dream and one unity...

satu tersakiti, maka semua menangis...
hurt one, hurt all...

derita ini buat kita semua, yang menghembuskan nafas di bumi pertiwi...
this sorrow hurts everybody who breaths in this “motherland”...

mari menggenggam tangan buat hari yang baru, hari yang lebih baik, buat mu, buat ku, buat kita semua
let’s walk hand in hand toward the new and better days, for you, for me, for all of us...
......
......
......
dan pahami bahwa kata “indonesia” itu satu nama untuk semua bangsa...[951/955]!!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun