Indonesia menuju negara gagal. Bagaimana melihat sebuah negara dikatakan mengalami kegagalan atau paling tidak menuju gagal? Banyak sudah opini, tulisan dan menjadi pembicaraan dalam forum-forum yang menyatakan bahwa negeri ini meuju negara gagal. Gagal dalam kapasitas sebagai sebuah negara yang di dalamnya terdapat pengelola negara dan pastinya yang dikelola. Mengutip dari pernyataan salah satu anggota DPR Akbar Faisal seperti pernaha ditulis dalam Kompas.com, paling tidak ada lima ciri sebuah negara gagal, , ciri ini melekat sudah pada Republik ini yakni : 1. Tidak ada jaminan keamanan untuk semua warga 2. Pemerintah / pengelola negara gagal memenuhi kebutuhan rakyat 3. Korupsi justru dilakukan oleh lembaga yang seharusnya memberantas korupsi 4. Terjadi bentrokan horizontal di masyarakat 5. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Dari perspektif lain, kalangan akademisi juga menunjukkan ciri mendekati negara gagal sudah muncul pada negeri ini, seperti : 1. Jumlah populasi penduduk yang terus meningkat (dan program pemerintah gagal) 2. kesenjangan antara provinsi kaya dan termiskin sangat jauh 3. Anggaran untuk layanan publik hampir sama sekali tidak meningkat, dibandingkan anggaran untuk birokrasi yang selalu naik 4. Terjadi delegitimasi terhadap pemerintah 5. Terpecahnya elit politik dan elit penguasa Saya sendiri tidak punya kapabilitas untuk menunjukkan ciri atau kriteria lain dari sebuah negara gagal apalagi kemudian untuk mengatakan bahwa ciri/ kriteria itu ada pada negeri ini. Untuk saat ini cukuplah 10 ciri diatas sebagai panduan melihat lalu menyadari benar tidak seperti itu. Melihat dari persepsi saya sebagai rakyat sipil yang awam tidak bisa dipungkiri bahwa saya melihat dan merasakan bahwa ciri-itu nyata adanya saat ini. Tidak adanya jaminan keamanan untuk semua warga misalnya, sudah seringkali dirasakan. Bagaimana dari hari ke hari dalam kehidupan mungkin kita harus selalu meningkatkan level kewaspadaan terhadap resiko atau tindakan yang membahayakan harta dan nyawa. Keadaanya semakin miris ketika saat berada dengan pihak yang bisa memberikan rasa "sedikit" lebih aman pun masih tidak merasa aman. Banyak contoh dan catatan yang ditemui terkait ciri dan kriteria negara gagal. Satu sisi, hal ini menimbulkan kekhawatiran yang cukup besar karena menyangkut bagaimana negara ini ke depan nya. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk perlahan melepaskan ciri -ciri diatas dari kehidupan negeri ini. Tergantung dalam posisi apa kita saat ini sebagai individu bagian masyarakat, kemudian dari sisi mana dan bagaimana melakukannya. Memang sekilas tampak bahwa beban terbesar dalam mencegah negara ini menjadi negara gagal ada pada pemerintah. Tapi kalau kita bisa urai, di dalam unsur pemerintahan itu ada orang / pihak yang dalam tatanan berkehidupan ada dalam posisi sebagai masyarakat. Maka orang per orang inilah yang semestinya betul merasakan kondisi yang berlaku dapat berusaha berbuat sesuatu, yang kemudian dipersatukan di dalam langkah atau kebijakan atau program apapun itu namanya dari sebuah lembaga pemerintahan. Memang saat ini bisa jadi banyak dari kita tidak berada di dalam lingkup sebagai pengelola negeri, entah itu dari tingkatan paling dasar seperti RT-RW atau sampai tingkatan penguasa, jangan sampai seolah hanya melemparkan keluh-kesah, harapan dan mimpi. Bisa jadi ada hal-hal kecil atau besar yang bisa dilakukan untuk perlahan mengelupaskan satu (1) dari 10 (sepuluh) ciri diatas yang menempel di kulit kehidupan NKRI ini. Yang pasti takkan kubiarkan negeri ini kalah dalam perjalanannya. Ibaratnya dalam sebuah pertandingan Sepakbola, kalau tidak ingin tim kesayangan kita kalah terus menerus, jangan memberi masukan seperti seorang komentator siaran langsung. Karena komentar, penilaian dan analisa kita hanya akan didengarkan oleh penonton yang ada di rumah yang jauh sekali dari tim itu sendiri. Tapi berikan masukan. komentar dan lainnya secara lebih dekat kepada objek yang dituju...Bagaimana caranya ?
KEMBALI KE ARTIKEL