Api bersuluh lirih di dapur sunyi
Air beriak semenjana di bak mandi
Jiwamu sepi menunggu diri yang pergi
Rona merah di keningmu yang perih
Melukis wajah Tuhan yang tak terperi
Kau masih saja menanti sentuhannya
Di tepi sajadah lusuh permadani
Buih-buih cinta menaungimu
Memandikanmu dari hadas besar
Mewuduimu dalam suam-suam kasih
Metamorfosa petang yang menjauh