Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Kesatria di Kerajaan Culas

13 Januari 2014   05:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53 74 0
"Tangkap itu pengkhianat!" kata Raja sambil mengelus keningnya dengan nada penuh kebimbangan.

"Tangkap itu pembangkang!" kata Raja sambil berkacak pinggang dengan nada suara bergetar.

"Tangkap itu pemberontak!!!" teriak Raja sambil menunjuk dengan posisi berdiri tegak dan bersuara lantang.

Ketika itu Wakil Patih Anti Rasuah Batu Warna berlutut dihadapan Raja Kerajaan Culas Suka Bala Yakan,  wajahnya masih kusut dan rambutnya pun masih awut-awutan. Batu Warna dipanggil dadakan, menghadap Raja Culas di istana, istrinya yang masih tanpa busana pun harus ditinggalkannya telentang tanpa kepuasan. Gak tau dimana keberadaan Patih Anti Rasuah Angin Segar, dini hari itu

Batu Warna tak datang sendirian, disampingnya ada Wakil Patih Hukum Denok Indiyana.

Batu Warna dan Denok Indiyana hanya bisa tertunduk layu ketika Raja bersuara lantang, dipikirannya, belum ada alasan dan cara yang tepat menangkap Kesatria pemberani yang dianggap Raja sebagai penghianat, pembangkang dan pemberontak. Kesatria yang pernah menjadi penasehat Raja untuk urusan politik, strategi tempur dan sekaligus membesarkan juga menguatkan kerajaan. Kesatria yang membuat kerajaan selalu menang dalam pertempuran-pertempuran. Kesatria yang sangat loyal kepada Raja. Kesatria itu bernama Angin Utama.

Kini kesatria Angin Utama telah dihukum pengasingan oleh rakyat kerajaan Culas oleh fitnah-fitnah yang telah disusun rapi oleh Raja dan patih-patih kerajaan Culas.

Kesatria yang pernah memimpin Kerajaan Demokrasi itu pun telah kembali menjadi rakyat biasa. Namun, pengikut-pengikutnya tetap menganggapnya seorang Raja Muda yang kesatria.

Singkat cerita, Batu Warna dititahkan untuk segera memenjarakan Angin Utama. Apa pun caranya dan apa pun alasannya, dihari yang sama ketika titah itu diserukan Raja Culas.

***

Waktu yang ditentukan pun tiba, kehadiran Angin Utama di Pendopo Anti Rasuah sudah dinantikan. Hari menjelang siang, Angin Utama tak kunjung datang memenuhi undangan. Angin Utama justru mengutus penasehat untuk mewakili, menurutnya undangan Anti Rasuah tak sesuai aturan UU Kerajaan. Meski kini Angin Utama adalah rakyat biasa, tapi dia tak ingin disepelekan dengan panggilan yang tak sesuai UU Kerajaan. Baginya, agar rakyat juga paham UU Kerajaan agar tak diperlakukan sama dengan dirinya.

Alasan lainnya, Angin Utama mendapat informasi dari mata-matanya di dalam istana Kerajaan Culas, bahwa Wakil Patih Anti Surah Batu Warna dan Wakil Menteri Hukum Denok Indiyana dini hari tadi mendapat titah dari Raja Suka Bala Yakan untuk memenjarakan Angin Utama apa pun cara dan alasannya.

Disikapi seperti itu oleh Angin Utama, Patih Anti Rasuah Angin Segar pun murka. Angin Segar mengancam akan mengutus prajurit-prajurit kerajaan dengan bersenjata lengkap menjemput Angin Utama bila tak datang diundangan berikutnya. Utusan pun dikirim untuk mengantarkan undangan berikutnya.

Angin Utama tersenyum membaca undangan berikutnya dari Anti Rasuah, dihadapan penasehat-penasehatnya dan pengikut-pengikutnya, Angin Utama hanya mengatakan, "Begitu angkuh dan egoisnya mereka, hanya untuk membenarkan aturan yang sudah diatur dalam UU Kerajaan saja tidak mau," ujar Angin Utama sambil tersenyum. Wajahnya sejuk penuh misteri, tak ada yang tahu apa langkah yang akan dilakukan Angin Utama berikutnya.

Dihadapan rakyat, patih-patih Anti Rasuah menghasut rakyat. Mereka menuding semua pengikut-pengikut Angin Utama adalah pelindung penghianat, pembangkang dan pemberontak kerajaan. Bahkan pengikut-pengikut Angin Utama pun disebut sebagai pelindung perampok harta kerajaan. Sungguh culas sikap patih-patih Anti Rasuah.

Rakyat pun terpengaruh hasutan dan fitnah dari patih-patih Anti Rasuah, mereka pun berteriak-teriak, Gantung Angin Utama!!! gantung Angin Utama!!! Gantung Angin Utama!!!

Rakyat tak sadar, bahwa mereka sudah termakan fitnah-fitnah yang sudah dirancang oleh Raja dan Patih-Patih Kerajaan Culas untuk menghancurkan karier cemerlang Angin Utama.

Raja Suka Bala Yakan, sadar kekuatan Angin Utama dan pengikut-pengikutnya. Suka Bala Yakan tak mau dan takut kekuasaannya dilumpuhkan Angin Utama, itulah alasan Raja menyingkirkan dan membungkam Angin Utama.

Beberapa bulan lagi rakyat Kerajaan Culas harus memilih Raja yang baru dikerajaan yang bersistem sangat moderen. Raja Suka Bala Yakan tak mau kekuasaannya berakhir, namun UU Kerajaan membatasi masa jabatan Raja. Raja Bala Yakan ingin kekuasaannya dilanjutkan oleh trahnya sendiri. Untuk mencapai keinginannya itu, Angin Utama yang dianggapnya menjadi penghalang harus dibungkam. Sebab, menurutnya Angin Utama dapat mempengaruhi rakyat untuk tak mendukung trahnya menjadi Raja berikutnya.

***

Hari berikutnya pun tiba, kedatangan Angin Utama di Pendopo Anti Rasuah kembali dinantikan. Sebanyak 560 prajurit kerajaan pun dikerahkan menjaga keamanan Pendopo Anti Rasuah, bersenjata lengkap dan kendaraan perang juga disiagakan.

Di kediamannya, Angin Utama mengumpulkan pendukungnya, diumumkan bahwa Patih-Patih Anti Rasuah tak perlu khawatir, ketidakhadiran sebelumnya hanya karena menuntut kebenaran dan keadilan. Anti Rasuah pun tak perlu repot-repot menjemput dirinya dengan mengutus prajurit bersenjata lengkap.

Singkat cerita, Angin Utama berpamitan kepada pengikutnya. Pendukung-pendukungnya dilarang mengerahkan massa, bahkan Angin Utama menolak didampingi pengikutnya ke Pendopo Anti Rasuah.

Suasana begitu tegang di Pendopo Anti Rasuah, prajurit-prajurit kerajaan bersenjata sudah bersiap menyambut kedatangan Angin Utama.

Sungguh mengagetkan, Angin Utama berjalan tanpa didampingi seorang pun pengikutnya masuk ke Pendopo Anti Rasuah. Angin Utama berjalan dengan sangat tenang, kekesatriannya masih melekat kuat didirinya.

***

Waktu berlalu, Angin Utama keluar didampingi algojo-algojo penjara Anti Rasuah. Tak banyak bicara, Angin Utama hanya berujar, "Saya yakin bahwa ketika kita berjuang tentang kebenaran dan keadilan, saya yakin betul kebenaran akan menang."

Sekian.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun