Dalam pembahasan itu, bupati mengusulkan lowongan pekerjaan ini diisi oleh tenaga kerja dari Bumi Batiwakkal. Menurut bupati, ini merupakan kesempatan emas karena berpeluang untuk mengembalikan devisa negara. Pekerjaan tersebut adalah bidang, pekerja konstruksi,dan perawat medis. Sekembalinya ke tanah air, pengalaman ini pasti dapat dioptimalkan. Menurut bupati, usulan tersebut diterima dengan baik oleh pemerintah Toyama.
Menurut Satoshi, kerja sama tersebut dapat dilakukan difasilitasi oleh pemerintah Toyama dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo. Tetapi, untuk dapat bekerja di negeri matahari terbit ini, calon pekerja harus bisa berbahasa Jepang. Dari informasi yang didapat oleh Bupati, warga negara Indonesia yang tertarik untuk mengasah kemampuan berbahasa Jepangnya bisa mengikuti kursus di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo.
Pihak KBRI sudah memberikan janjinya untuk mengurus tentang rencana kerja sama ini. Menurut bupati, pekerja yang direkrut di Jepang akan menerima setidaknya 13 juta per bulannya.