kusuka cara kau mengikuti, membuntuti dengan diam-terkesiap dan malu-termangu, lalu aku tergugu dan kau tergagap dalam langkah. Saat  berjalan lagi, dengan berhati-hati kau telusuri sambil berjingkit mengungkit kenangan, sesekali melihat ke arahku pada tenggat waktu sesaat, tak sempat berpaling, hanya mengerling di ekor mata yang berair karena terharu dengan kegigihanmu, hingga pipimu bersemu merah karena terik mentari pada tarikh kabisat agar tak tersesat dalam jejak.