Satu permintaan pertemanan masuk di fesbuk saya pada 10 September 2010, lalu. Teman yang menunggu konfirmasi pertemanan itu adalah Sayli Zaturrohsyita. Ia juga menuliskan pesan pendek (saya tidak ingat sepenuhnya isi pesan tersebut karena dibaca sekilas dan tidak sengaja terhapus dari inbox) : “Salam kenal, saya sangat tersentuh dengan komentar anda tentang sepatu di buku Pak Beye dan Istananya….”. Saya tersenyum membaca isi pesan itu. Tanpa lama-lama, permintaan pertemanan tersebut saya setujui, sambil berucap dalam hati : “Ah, bercanda teman ini,”. Sepekan lebih saya melupakan tentang pesan itu.