Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pengadilan Binal

21 Desember 2011   10:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57 130 0
Pandang mata telanjang menghambur di hadapnya

menghakiminya seolah mereka Tuhan

padahal Tuhan pun masih berbelas asih memberi nafas padanya

binal, mereka sebut ia demikian

tanpa merasa bahwa tak hanya ia yang binal

yang menghakimipun binal, memadang telanjang si badan telanjang itu

kau tau bagian yang paling di sukai?.

aku rasa tak ada, semua pandang telanjang itu melahap semua telanjang terlihat

pandang telanjang memandang telanjang, telajang memandang pandang

hanya adegan adu pandang

kemudian badan itu berubah posisi dari bungkuk berdiri tegak

melewati pandang telanjang yang menjadi semakin binal pandangannya

diambilnya sejuntai kain menutupi tubuh telanjang itu

pandang binal kecewa namun terus menghakimi

haram laknat binal bejat kata pandang binal

tapi terihat ia tak peduli, toh mereka sama dengan binal

diserahkan tubuhnya pada pandang binal itu

untuk diadili dan dinikmati

bukan ia ingin merendah diri

tapi hukum negeri ini memang suka seperti itu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun