Setelah KPK menaikkan status level tersangka kepada BG, pasukan elite teuku umar mulai berdatangan dan menyiapkan strategi atau langkah untuk balik menghajar para komisioner KPK yang sudah mulai bertingkah terhadap pasukan elite teuku umar, tanya kenapa ??
Kenapa Sang Nahkoda lama dalam membuat keputusan atas carut marutnya Polri dan KPK, simak skenario dibawah ini :
1. Menunggu menteri hukum dan ham untuk menyiapkan hakim dalam kasus praperadilan BG
2. Menunggu skenario yang dibuat mantan ajudan dan pasukan elite teuku umar untuk menghajar komisioner KPK
3. Menunggu para komisioner KPK dinaikkan statusnya menjadi level tersangka
Setelah skenario dirancang dengan baik oleh pasukan elite teuku umar, permainan dimulai dengan baik dengan membatalkan status tersangka oleh hakim yang menangani praperadilan BG, bebrapa jam seelah itu penetapan tersangka terhadap AS dibacakan dari Polda Sulsel.
Barulah sang nahkoda memainkan perannya dengan menggantikan calon kapolri kepada BHT, sehingga masyarakat mengganggap sesuai dengan suara rakyat dalam membuat keputusan, padahal skenario yang dibuat berjalan mulus (Pamor meningkat, komisioner KPK ditersangkakan karena sudah bertingkah) ibarat kata, sekali dayung dua pulau terlampaui.
Di dalam beberapa harian surat kabar tertulis PDIP kecewa dengan keputusan sang nahkoda, tapi apa benar-benar kecewa ? bukankah skenario pasukan elite berhasil sempurna dengan sang nahkoda sebagai petugas partai elite teuku umar menjalankannya dengan baik. (mission complite).
Lalu apakah BHT akan lolos fit and froper test di DPR ? saya rasa iya... sebab, tujuan pasukan elite teuku umar dengan DPR sama, menyingkirkan sejumlah komisioner KPK yang dianggap bertingkah terhadap penguasa elite teuku umar.