Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Cara Komunikasi Lintas Zaman yang Kita Lupakan

26 Oktober 2011   01:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:30 271 1
Komunikasi, dilihat dari definisinya merupakan proses penyampaian informasi dari pihak yang satu kepada pihak lainnya. Berdasarkan caranya, komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan bisa secara langsung atau melalui alat bantu misalnya telepon atau internet(skype). Komunikasi lewat tulisan bisa lewat email, surat, atau surat kabar, buku, majalah, dan lain sebagainya tergantung kepada siapa pesan itu ingin disampaikan.

Dalam berkomunikasi, ada tiga hal yang penting, yaitu: pemberi pesan, penerima pesan, dan yang terpenting pesan itu sendiri.

Saya selalu berpikir, sangat wajar jika para arkeolog dalam penggaliannya akan benda purbakala menemukan kapak batu untuk berburu, peralatan besi pada jaman besi, dan berbagai peralatan bercocok tanam yang terbuat dari batu atau besi, karena jaman itu manusia hidup hanya untuk kelangsungan hidupnya. Tidak ada sekolah, tidak ada pemerintahan.

Yang saya herankan, sampai saat ini pun masih heran, adalah temuan tulisan-tulisan kuno di dinding gua, kulit kayu, ataupun kulit binatang.

.

Betapa pentingnya ”menulis” itu, teman-teman..

sampai cara menulis yang susah pun mereka jalani.

.

Ini tentunya bukan hanya coret-coretan dekoratif yang tanpa arti. Saya menangkap ada suatu ”pesan” yang ingin disampaikan manusia purba itu pada rekan-rekannya pada jaman purba, juga pada kita, di jaman sekarang.

.

Wow!! Luar biasa bukan?

Saat menemukan hal ini seperti ada bola lampu di kepala saya.

Apa sih pesan yang mereka tulis?

Mereka menulis tentang astronomi, susunan bintang-bintang, obat-obatan dari tanaman, dan beberapa simbol lain yang hingga kini masih dalam penelitian arkeolog.

.

Sekarang teknologi sudah sangat memudahkan manusia dalam menulis, mencetak, dan mempublikasikannya. Namun, mengapa disaat semua kemudahan itu datang, justru minat menulis dan membaca generasi muda semakin berkurang?

Sebagai contoh, saya, dibesarkan oleh orangtua yang mengoleksi ratusan buku sejak 1972 belum termasuk ensiklopedia dan kamus, memang membuat masa kanak-kanak saya gemar membaca buku, namun selesai kuliah, jangankan menulis, membaca saja cuma majalah dan resep masakan. Malahan teman-teman saya sudah tidak pernah lagi membaca buku selain komik.Hahaha..

Tidak adanya teman-teman yang suka membaca dan menulis, minimnya forum membaca dan menulis, harga buku yang semakin mahal, dan minimnya fasilitas perpustakaan daerah menjadi alasan mundurnya saya dari dunia buku.

Namun kembali ke esensi ”tulisan” yang bukan sekedar ”keinginan”, namun menjadi suatu  ”kebutuhan”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun