Black campaign/kampanye hitam (meskipun mereka menolak dikatakan kampanye karena belum waktunya) atau propaganda politik hitam ini dimulai saat LSI (yang merupakan konsultan ARB) memaparkan hasil surveinya yang meminggirkan Jokowi dan Prabowo dari nama-nama yang disurvei sehingga menempatkan Megawati dan Abu Rizal Bakri sebagai kandidat yang paling tinggi elektabilitasnya dalam survei tersebut. Tentunya disamping untuk mendelegitimasi Jokowi dan Prabowo, ada tujuan-tujuan politis lain dari pemaparan ini yang dapat dikaji.
Berikutnya Nurhayati yang pernah disebut Mak Lampir oleh Ruhut Sitompul membuat pernyataan yang mengecilkan pencapaian yang berhasil dilakukan oleh Jokowi dengan menyebutkan jumlah rumah yang terbakar selama pemerintahan Jokowi (yang tentunya tidak akurat) dan menyatakan bahwa yang dilakukan oleh Jokowi hanyalah melanjutkan program-program gubernur yang lama. Tentu saja karena pernyataan ini sudah di tune-in dengan pengurus PD dan pengurus partai koalisi yang lain maka didukunglah pernyataan ini secara ramai-ramai bahkan oleh Ruhut Sitompul yang pernah bermusuhan dengan Nurhayati sekalipun. Di acara-acara TV yang dimiliki oleh tokoh partai pun prestasi Jokowi di eliminir oleh tokoh-tokoh partai seperti Igo Ilham, dan pengamat bayaran (setiap kali muncul di TV pasti dibayar) seperti Ihsanudin Nursi. Tujuannya adalah untuk memberikan citra atau kesan bahwa Jokowi bukanlah seorang yang hebat, ia figur yang biasa-biasa saja yang membuat kesalahan di sana-sini.
Propaganda politik hitam seperti ini sangatlah tidak sehat dan meracuni pemahaman rakyat banyak yang masih sedang belajar berdemokrasi. Ini adalah cara berpolitik yang tidak santun yang bertentangan dengan keyakinan yang sering diutarakan oleh SBY yang selalu menganjurkan berpolitik secara santun. Rakyat bisa melihat bahwa apa yang dikerjakan oleh Jokowi adalah pilihan kebijakan yang baik. Melanjutkan proyek MRT dan Monorel adalah pilihan terbaik. Apakah kita akan mensia-siakan uang rakyat yang telah dipakai untuk membayar studi kelayakan MRT yang begitu besar biayanya itu? Apakah kita akan menelantarkan bangunan pilar-pilar monorel yang sudah memakan biaya ratusan milyar itu termasuk biaya studi kelayakannya yang sudah dibayar oleh rakyat? Melanjutkan pembangunan proyek-proyek tersebut bukan saja menyelamatkan uang rakyat yang sudah dikeluarkan tetapi juga akan mempersingkat waktu penyelesaian proyek karena sebagian tahapannya sudah selesai dikerjakan. Kalau ada yang harus dipersalahkan dalam hal ini maka persalahkanlah gubernur-gubernur sebelumnya yang membiarkan proyek-proyek tersebut terbengkalai. Jokowi telah menyelamatkan uang rakyat.
Menyalahkan Jokowi atas terjadinya kebakaran sama sekali tidak fair; sama halnya dengan menyalahkan SBY saat terjadinya sunami di Aceh yang mengambil korban lebih dari seratus ribu jiwa yang melayang dan menimbulkan kerusakan infrastruktur dan harta benda yang luar biasa.
Marilah kita hentikan propaganda politik hitam ini agar politik kita tampil lebih beradab. Propaganda politik hitam tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali rasa dendam, penyesatan, mempermalukan dan permusuhan. Marilah kita bercermin dari negara lain di mana propaganda politik hitam terhadap Obama oleh politisi republikan tidak berhasil menjegal Obama menjadi Presiden malah menimbulkan dendam di kedua kubu partai yang hampir menghancurkan Amerika Serikat sebagai negara Adidaya. Apakah kita akan mengorbankan negeri ini untuk kepentingan-kepentingan ego-ego tertentu di negeri ini. Jawabannya ada pada anda semua.