Syair demi syair Takbir dan Tauhid ia kumandangkan dengan suara lirih, di sebuah kamar berukuran 1x2 meter. Dimana semua jiwa yang menghuni negeri Beton tengah terbuai mimpi ternyata di salah satu sudut negeri masih terduduk seorang gadis menyerukan kebesaran dan keesaan Sang Pencipta dunia dan langit beserta isinya.