Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Bersama Militer Mesir

10 Februari 2011   02:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:44 1248 7
Kata siapa Mesir sudah aman ?!, saya adalah orang lapangan yang lumayan sedikit tahu seperti apa kondisi Mesir saat ini, Omar sebagai orang Mesir yang sudah mulai aktif untuk mensuplai hotel dan restoran juga menjadi informan setiap hari atas kondisi Mesir terkini.

Jika aman, kenapa pemerintah masih memberlakukan jam malam, kenapa tank-tank perang masih berkeliaran di mana-mana, kenapa semua negara di dunia belum ada yang berani mencabut travel warning ke Mesir, kenapa pemerintah menutup pariwisata hingga 2012 seperti yang banyak disiarkan di seluruh televisi, kenapa demo jutaan orang di lapangan Tahrir, Alexandria dan kota-kota lain terus berlangsung, kenapa ribuan napi dibiarkan berkeliaran setelah mereka melarikan diri (atau dilarikan diri) dari tahanan dan kenapa kenapa lain yang jika disebutkan akan membuat teman-teman untuk mengurungkan berkata bahwa Mesir aman.

Namun, saya tidak akan membahas tentang itu lebih dalam. Di catatan sederhana kali ini, saya cuma ingin berbagi pengalaman hubungan saya dengan militer Mesir sejak saya datang ke Mesir. Ketika saya berani mengambil posisi mahasiswa yang bekeja, sementara tidak memiliki visa resmi bekerja, tentu hal ini juga berpengaruh terhadap situasi apa yang saya jalani tiap hari.

Pada awal-awal datang di Cairo dan waktu itu saya hanya menjadi pemantau atas bisnis yang dilakukan oleh tetangga saya di bidang cargo, ada masalah yang muncul, saya benar-benar takut, karena kejadian itu baru pertama kali saya ketahui dengan mata kepala saya sendiri. Seorang security state (mabahits daulah) mendatangi rumah dan memberikan surat penahanan atas kasus yang dilakukan oleh salah satu dari kami. Saya tidak tahu persis kasusnya, namun hal itu membuat saya takut.

Berkat jasa Omar yang memiliki link yang lumayan bagus ditubuh kepolisian dan militer, dengan melicinkan masalah dengan uang, akhirnya salah satu dari kami tidak jadi ditahan oleh militer. Namun, apakah hal itu sudah berhenti?, jawabannya adalah tidak.

Bos saya bergerak dalam bidang eksport import. Sementara beliau lebih sering di Indonesia dan kami yang menjalankan bisnisnya, sementara semua dari kami tidak ada yang memiliki visa kerja sama sekali, semua di passport tertulis visa pelajar. Sehingga setiap kali ketemu pemeriksaan oleh pihak militer dengan penggeledahan di dalam rumah, saya selalu melempar tanggung jawab dan menyelamatkan diri dengan menjadikan Omar sebagai tameng dan jubir demi keselamatan kami. Dan itu tidak hanya terjadi satu kali.

Bahkan, Omar sendiri pernah kena tangkap militer saat dia mensuplai barang ke restoran-restoran di pinggiran sungai nil. Alhamdulillah waktu itu bos saya masih di Mesir, Omar telpon ke bos bahwa dia sedang dibawa oleh polisi satu kompi untuk ditahan dan setelah itu sambungan komunikasi terputus. Bos langsung menghubungi pihak-pihak terkait untuk membebaskan Omar. Sampai akhirnya setelah ditahan di kepolisian Tahrir selama sehari semalam, Omar dibebaskan dengan jaminan.

Saya beberapa kali juga berurusan dengan mabahits amn daulah (security state). Kasus penangkapan saya beberapa hari lalu itu adalah yang terakhir. Sebelumnya sebenarnya kami sudah pernah berurusan dengan militer tapi bukan tentara.

Waktu itu saya bersama teman-teman satu tim sedang bekerja malam hari. Mesir masih normal, namun suhu politik sudah memanas dengan akan diadakannya pemilihan anggota DPR. Setiap datang malam hari, selalu ada patroli keamanan ke sektor perumahan penduduk. Sekitar jam sepuluh malam, pulang kerja, kami dibuntuti oleh mobil polisi.

Awalnya kami tidak kepikiran macam-macam dan langsung memarkir mobil di depan apartemen. Ketika kami memasuki rumah, ada gedoran pintu di luar. Ketika kami buka, mereka adalah para polisi yang dari tadi membuntuti kami. Mulailah sidang di tempat dimulai. Mereka meminta untuk membuka mobil dan menggeledah semua isi di dalamnya.

Mereka memasuki rumah dan menggeledah apa saja yang ada di dalam rumah. Mereka memeriksa dokumen-dokumen. Sampai akhirnya mereka tidak menemukan bukti untuk menuntut kami ke meja hukum. Ya, sebuah resiko memang.

Makanya, karena kami sering berurusan dengan keamanan negara, bos saya dan Omar selalu berhubungan baik dengan pengacara Mesir. Setelah kasus ditangkapnya kami beberapa hari lalu dan sudah lapor KBRI hanya diberikan nasehat dan himbauan, kami langsung menyewa pengacara untuk melindungi kami ke depan. Bagi kami, nyawa lebih penting melebihi segalanya termasuk uang sekalipun, apalagi kondisi Mesir bertambah tidak jelas statusnya.

Apa yang saya alami dengan berurusan bersama militer adalah bukti bahwa seperti inilah Mesir. Pihak keamanan bisa melakukan apapun demi stabilitas keamanan dalam negeri. Negara ini negara militer, sehingga mereka berkuasa sepenuhnya. Maka tidak heran, kalau selama ini banyak yang ngomong, "kalo di Mesir hati-hati, karena tembok di sana ikut bicara".

Apalagi dalam kondisi Mesir bergolak seperti ini. Bisa dibayangkan seperti apa beringasnya para militer untuk memulihkan kondisi negaranya, dengan lebih sering dan lebih intens melakukan pemeriksaan di mana-mana, sampai dengan harus menggeledah rumah-rumah yang dianggap mencurigakan dan sampai menerapkan hukum tembak di tempat jika terbukti bisa membahayakan keamanan negara.

Saya menganggap hal ini wajar, militer Mesir itu yang biasa mereka hadapi adalah militer Israel sebagai negara terdekat. Seperti apa sikap militer Israel, ya itulah sikap militer Mesir, gak jauh beda saya kira. Hanya agama saja yang membedakan gimana dan seperti apa mereka.

Inilah catatan sederhana saya kali ini. Semoga pihak-pihak yang memiliki kepentingan bisa berfikir ulang bahwa keadaan rakyatnya di negeri ini sedang dalam posisi ngeri dan membutuhkan bantuan mereka. EVAKUASI TOTAL itu hak mereka dan pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan hak itu sebaik-baiknya.

Salam Kompasiana

Bisyri Ichwan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun