Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Artikel Utama

Raksasa Memnon Luxor

28 September 2010   09:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:54 859 0
[caption id="attachment_272086" align="alignnone" width="336" caption="Patung besar "Colossi Of Memnon" yang berdiri megah menghadap ke sungai nil dan menjaga pintu masuk pemakaman Amenhotep III (Foto : Bisyri)"][/caption] Tanah Dewa, setidaknya nama ini pantas dilekatkan pada satu kota bernama Luxor yang ada di Mesir tempat semua cerita dan peninggalan para fir'aun berada. Semua tentang fir'aun entah Ramsis II yang dalam ceritanya hidup pada masa nabi Musa atau Amenhotep IV yang dilansir oleh para sejahrawan tepat pada saat nabi Yusuf ada, hingga fir'aun-fir'aun lain dari banyak generasi, semuanya mengaku sebagai dewa. Catatan kecil kali ini adalah sedikit menyangkut tentang dua patung besar yang berada di barat sungai nil di Luxor. Orang modern suka menyebutnya sebagai "Colossi Of Memnon". Colossi dalam bahasa arab disebut sebagai es-salamat dan sering ditafsirkan sebagai penjaga keselamatan, sehingga Colossi of Memnon berarti Memnon yang menjaga keselamatan. Kawasan di belakang ke dua patung berdiri adalah kawasan pemakaman Amenhotep III, fir'aun sebelum masa nabi Yusuf ada dan jauh sebelum Nabi Musa tiba. Patung menghadap ke timur ke arah sungai nil. Tinggi patung ditaksir 18 meter, sehingga pantas kalau disebut sebagai raksasa. Entah bagaimana ceritanya patung kembar yang ada di pekuburan Amenhotep III ini disebut sebagai Memnon, padahal patung itu adalah gambar dari Amenhotep III, fir'aun pada masa itu. Kedua tangannya diletakkan di kedua lututnya dan di antara kedua lututnya ada dua orang perempuan, yang satu bernama Tiy, istrinya dan satunya lagi bernama Mutemwiya, ibunya. Model patung yang di sebelah kanan kiri lutut selalu ada perempuan banyak dipraktekkan oleh para fir'aun yang ada di Mesir termasuk patung Ramsis II yang ada di Abu Simbel yang mana di sisi lututnya ada patung kecil istrinya, Nefertari. Saya bersama rombongan dari teman-teman universitas Al-Azhar dan universitas Cairo tiba di kawasan luas dua patung ini lumayan pagi, jadi tidak terlalu panas. Saat kami tiba, bertepatan juga dengan tibanya para turis Malaysia. Kami memakai bus, sementara mereka membawa mobil sendiri, rombongan mobil travel, juga ada beberapa rombongan para "British". Luas kawasan yang kami kunjungi sekitar 35 hektar. Konon, dulu kawasan "Colossi of Memnon" ini merupakan daerah terluas dari tempat para dewa yang ada di Mesir, mengalahkan museum terbuka terluas di dunia yang ada di kuil Karnak yang terkenal sebagai peninggalan Ramsis II. Seiring banjir tahunan yang melanda kawasan yang dilewati nil sebelum dibangunnya bendungan Nasser di Aswan, peninggalan yang berada di Memnon ini banyak yang hancur, bahkan patung Amenhotep III ini saat ini juga terlihat banyak yang mengelupas dan retak. Patung "Colossi Of Memnon" terbuat dari batu pasir kuarsit yang diambil dari Giza, tempat banyak piramida gagah berdiri, juga diambil dari pegunungan el-Silsileh sekitar 60 KM utara Aswan. Jarak antara Giza ke Luxor sekitar 675 KM (420 mil), entah bagaimana cara mereka orang kuno para anak buah fir'aun itu mengangkut batu dari patung itu yang tiap satu patung seberat 700 ton. Ternyata tidak hanya piramida yang menjadi misteri dari banyak penelitian para arkeolog, tetapi juga banyak dari peninggalan di Luxor yang menjadi pusat kerajaan fir'aun yang memunculkan pertanyaan misteri. Di kawasan ini kami hanya melihat pemandangan dan mengambil foto. Patung Memnon satunya sedang diperbaiki. Kondisi patung yang berada 15 meter dari Memnon pertama memang sangat parah, hampir separo dari tubuhnya sudah hancur. Kedua patung ini usianya memang sudah sangat tua, mereka sudah duduk di sini sejak 3400 tahun yang lalu (sekitar 1350 sebelum Masehi) dan sudah dihantam banjir tahunan sungai nil berkali-kali. Sebenarnya nama Memnon diambil dari nama seorang pahlawan perang Throya. Dia adalah seorang raja Ethiopia yang memimpin peperangan pasukannya dari afrika menuju ke Asia kecil. Tetapi akhirnya dia harus rela mati ditangan Archilles. Hingga saat ini, wilayah Thiba atau Luxor sering disebut sebagai kawasan Memnonium. Daerah perkampungan di sekitar patung Memnon berdiri kebanyakan juga dihiasi dengan gambar-gambar khas ala masa fir'aun. Banyak juga perkampungan yang berdiri di sekitar pegunungan yang tandus dan berbatu. Di sekitarnya, banyak para arkeolog yang sedang fokus melakukan penggalian-penggalian untuk mencari sisa-sisa peninggalan Mesir kuno. Kawasan Luxor hingga Aswan memang menjadi daerah utama pencarian para arkeolog hingga saat ini. Mesir kuno selalu menarik perhatian mereka. Hampir semua penduduk yang berada di Luxor adalah muslim dan penghasilan mereka adalah dari para turis asing yang mengunjungi peninggalan wisata dari Mesir kuno, sehingga mereka sangat menjaga sekali semua bangunan yang ditinggalkan oleh para fir'aun. Mereka sengaja tidak menghancurkan banyak patung dewa yang tersebar di mana-mana. Bahkan di salah satu kuil di Luxor, masjid bisa berdiri di atas kuil. Inilah sedikit catatan sederhana ketika saya bersama para sahabat dari dua kampus berwisata mengunjungi patung kembar dari Amenhotep III yang bertugas menjaga pemakamannya dan matanya selalu memandang lurus ke timur ke arah sungai nil. Kunjungan ke kawasan ini menjadi satu paket wisata ketika berada di Luxor - Aswan. -------------------------------------------------- Musim dingin besok ingin ke sana lagi.. :) [caption id="attachment_272091" align="alignnone" width="336" caption="Sudah banyak bagian dari "Colossi Of Memnon" yang hancur akibat terlalu lama duduk selama hampir 3400 tahun sejak 1350 SM (Foto : Bisyri)"][/caption] [caption id="attachment_272095" align="alignnone" width="336" caption=""Colossi Of Memnon" satunya sedang dalam proses pembagusan agar lebih lengkap setelah lama mulai hancur (Foto : Bisyri)"][/caption] [caption id="attachment_272102" align="alignnone" width="500" caption="Perkampungan badui yang banyak tersebar di gunung sekitar "Colossi Of Memnon". Suka banget mereka bermukim di gunung. (Foto : Bisyri)"][/caption] Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun