[caption id="attachment_188182" align="alignnone" width="500" caption="Luxor, Mesir. Kota saksi bisu dari kisah perjalanan nabi Musa dan nabi Yusuf (Foto : Faiz Dz Roini)"][/caption] Mesir dengan perjalanan panjang sejarahnya menjadi saksi perjuangan dua orang nabi yang kisahnya diabadikan dalam kitab suci tiga agama. Al-qur'an memuat secara terperinci kisah nabi Yusuf yang tersusun dalam surat khusus yang sama dengan namanya, sedangkan kisah nabi Musa tercecer di setiap surat dengan sangat apik penuturannya. Kisah kedua nabi itu telah menginspirasi dan banyak dari kisah perjuangan hidup mereka yang ternyata sama. Musa kecil telah dibuang oleh ibunya ke laut untuk menghindari pembunuhan masal para prajurit fir'uan. Fir'aun telah ketakutan akibat ramalan seorang kahanah yang mengatakan akan lahir seorang revolusioner yang bakal menghancurkan singgasana kebesarannya. Ibu Musa mendapatkan bisikan Tuhan untuk membuang bayinya. Dia juga telah memerintahkan saudari Musa untuk mencari kabar apakah saudara yang telah dibuang ke laut itu nanti bisa ditemukan oleh para tentara. Yusuf diumurnya yang masih belia harus sudah bermusuhan dengan para saudaranya setelah bermimpi matahari, bulan dan dua belas bintang bersujud kepadanya. Ayahnya berkata kepadanya, "kelak kami semua akan bersujud kepadamu". Para saudaranya iri dan dengki, mereka melawan makar Tuhan dengan membuangnya ke sumur. Mereka ingin membunuh Yusuf. Awal kisah kehidupan kedua nabi yang sama, keduanya sama-sama terbuang sejak masih kecil. Terbuangnya keduanya juga akibat ilham. Bedanya, ilham terbuangnya Musa lewat ibunya sedangkan terbuangnya Yusuf lewat mimpinya yang berimplikasi pada kemarahan para saudaranya. Episode kehidupan Musa berlanjut, ketika Nefertari, permaisuri fir'aun yang konon dari Ramsis II menemukan dia yang terkurung dalam peti kecil yang ternyata isinya bayi. "Jangan bunuh bayi itu, siapa tahu besok dia akan menjadi anak hebat yang dapat melanjutkan kepemimpian negara ini". Nefertari sangat mengharap kepada suaminya untuk bisa merawat Musa kecil. Musa menjadi anak raja Mesir. Pasti ada tangan Tuhan yang menjadikan mereka para punggawa kerajaan menjadi tidak jadi membunuh Musa. Yusuf ditemukan saudagar kaya yang menjualnya dengan harga murah. Di pasar penjualan budak, seorang permaisuri istri panglima perang terpesona dengan ketampanannya. Dia membelinya untuk dijadikan sebagai pembantu. Bukan hanya itu, Zulaikha menjadikan Yusuf sebagai anak angkatnya. Suaminya tidak mampu memberikan keturunan padanya. Yusuf dan Musa dibesarkan di bawah bayangan kemewahan kerajaan Mesir. Musa menjadi anak raja, Yusuf menjadi anak panglima. Keduanya hidup dalam kemewahan. Yusuf muda telah menjelma sebagai malaikat yang dapat memikat siapa saja yang meliriknya. Zulaikha tidak mampu menahan hasratnya. "Aku takut pada Tuhan", jawaban tegas Yusuf saat ibu angkatnya mengajak dia bersenggama. Zulaikha marah dan mencampakkan Yusuf ke penjara. Yusuf lebih memilih hidup dalam kerangkeng besi dari pada mengorbankan kehormatannya. Musa muda dengan keperkasaannya sering tidak cocok dengan tingkah laku orang Qibthi yang sering menyiksa para bani israel, saudaranya. Musa menemui tentara Qibthi memukul orang Israel dan Musa mencoba membela bani Israel. Namun sayang, pukulan Musa ke Qibthi justru malah menjadikan perantara kematiannya. Fir'aun marah besar atas perlakukan Musa. Musa lari entah ke mana, meninggalkan segala gemerlapan duniawi yang ia peroleh dari ibu dan bapak angkatnya. Keduanya telah terjebak dalam taqdir. Keduanya telah kehilangan dunia setelah hidup glamour bersama para raja. Yusuf hidup di penjara dan Musa melarikan diri ke negeri yang ternyata bertemu dengan seorang yang arif bijaksana yang nantinya mampu merubah jalan hidupnya menjadi lebih beragama. Musa bertemu dua orang perempuan. "Boleh saya bantu?", tawaran Musa saat melihat dua orang perempuan itu berdesak-desakan dengan para lelaki yang juga sedang mengambil air. Dari perempuan ini, Musa belajar agama kepada ayahnya yang bernama nabi Syu'aib. Tidak tanggung-tanggung, Musa belajar selama 9 tahun. Musa menikah dengan salah satu putri dari nabi Syu'aib. Perempuan telah menjadi anugerah baginya. Yusuf malah sebaliknya, perempuan telah menjadi ujian dan cobaan yang menimpanya. Yusuf berhadapan dengan istri ayah angkatnya yang jatuh cinta padanya. Yusuf juga bertemu dengan para istri punggawa kerajaan yang mengatakan bahwa dirinya bukanlah manusia melainkan titisan malaikat. Keduanya sama-sama bertemu perempuan, hanya nasib yang membedakannya. Yusuf di utus ke Mesir saat kedhaliman merajalela. Fir'aun Amenhotep sudah tidak mampu lagi mensejahterakan rakyatnya. Kepemimpian Amenhotep telah diambil alih oleh para kahanatul ma'bad, para tukang tenung yang selalu mengatasnamakan para dewa dan agama dalam setiap aksi korupsinya. Musa di utus ke Mesir ketika Ramsis II mengaku tuhan dan menantang Tuhan. Bani Israel yang selama itu banyak yang menjadi nabi ternyata harus rela diperas keringatnya dan tertindas serta terdzalimi. Tuhan mengirim Musa untuk berdakwah kepada fir'aun dan umatnya agar sadar dan mengikuti ajakan menyembah pada Tuhan yang sebenarnya. Beruntung. Nabi Musa sukses dalam dakwahnya setelah fir'aun ditenggelamkan oleh Tuhan di laut merah. Nabi Musa telah mendapatkan kepercayaan umatnya setelah menunjukkan banyak mukjizat yang membuat mereka sadar dan mengimani dirinya bahwa beliau adalah seorang nabi. Nabi Yusuf berhasil mengeluarkan Mesir dari paceklik berkepanjangan yang telah menimpa Mesir. Fir'aun pada masanya telah memberi kepercayaan baginya untuk memenej keuangan dan ekonomi negara. Nabi Yusuf tidak hanya memegang jabatan dari Tuhan sebagai nabi, tapi juga diberi kesempatan fir'aun sebagai menteri. Zulaikha yang dulu mencintainya juga menjadi seorang istri. _____________________________________________ Catatan yang terinspirasi dari al-qur'an dalam surat Yusuf dan surat Al-Qososh yang menceritakan dengan rinci kisah nabi Musa dan nabi Yusuf. Salam Kompasiana
Bisyri Ichwan *Foto dari seorang sahabat di
sini '
KEMBALI KE ARTIKEL