Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Air

5 April 2010   18:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:58 158 0
[caption id="attachment_111455" align="alignnone" width="500" caption="Sungai Nil menjadi pusat kehidupan rakyat Mesir (doc : pribadi)"][/caption] Air adalah kehidupan. Dalam sejarah kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari yang namanya air. Manusia mampu bertahan beberapa hari untuk tidak makan, tetapi mereka tidak mampu bertahan tanpa minum. Bumi yang kita tempati jumlah airnya juga lebih banyak dari pada daratannya. Air menjadi satu hal yang sangat asasi untuk kelangsungan hidup manusia di dunia. Jika menengok sedikit tentang ajaran Islam. Air memiliki tempat yang sangat istimewa. Dalam ilmu fiqih, bab pertama dan utama yang menjadi pembahasan adalah tentang air yang tergabung dalam bab Thaharah atau bersuci. Seorang muslim yang taat paling tidak dalam sehari pasti menyentuh air selama 5 kali ketika berwudlu sebelum melaksanakan ibadah shalat fardlu. Begitu juga posisi air untuk mandi. Setiap lelaki ataupun perempuan muslim diwajibkan mandi ketika ketika mengeluarkan air mani. Mandi wajib tidak mungkin terlaksana tanpa adanya air. Tayammum dalam islam hanya menjadi ibadah kedua ketika tidak ada air. Air tetap memiliki tempat yang sangat istimewa. Bahkan mandi yang sifatnya sunnah dalam islam sekitar ada 15 lebih mulai dari mandi pada saat hari Jum'at, mandi saat datangnya gerhana matahari dan mandi-mandi yang dilakukan oleh orang yang sedang melaksanakan ibadah haji yang jumlahnya banyak sekali. Menengok posisi air mengingatkanku juga dengan sungai Nil. Dalam sejarah kehidupan masyarakat Mesir, sungai nil memiliki tempat yang sangat istimewa di kehidupan mereka. Sungai nil adalah Mesir, Mesir ada karena sungai nil melihat begitu pentingnya keberadaan air yang ada di sungai. Semua kebutuhan air di Mesir dipasok dari sungai Nil. Posisi sungai nil pada masa farainah atau para fir'aun juga sangat asasi. Semua peninggalan bangunan fir'aun bertempat di tepi sungai nil dimulai dari ma'bad Karnak yang ada di kota Luxor hingga terakhir Ma'bad Abu Simbel yang ada di Aswan yang hampir berbatasan dengan Sudan. Mesir pada saat inipun, semua penduduknya berkumpul dan bermukim di sepanjang aliran sungai Nil. Air benar-benar menempati posisi untuk keberlangsungan hidup manusia. Sewaktu di pesantren dulu, tiap bulan rajab selalu ada budaya aliran sungai mancet karena sungai utama yang mengaliri seluruh sungai-sungai kecil dibersihkan oleh pemerintah setempat. Keadaan tidak adanya air ini menjadikan kami para santri yang jumlahnya sekitar 3000an begitu merindukan keberadaanya. Ketika air mancet seperti itu, kegiatan-kegiatan di pesantren sulit untuk berjalan sebagaimana mestinya ketika saluran air masih normal. Begitu pentingnya posisi air. Kita juga bisa melihat kota-kota besar di dunia ini, rata-rata mereka memelihara sungai yang mengairi kota. Baghdad Irak terkenal dengan eufratnya, Mesir dengan Nilnya dan negara-negara eropa seperti Belanda dan Italia. Kita sebagai masyarakat Indonesia sepatutnya bersyukur karena dikarunia tempat tinggal di daerah kepulauan yang tentunya memiliki air yang melimpah. Kita patut bertanya kenapa akhir-akhir ini ada beberapa daerah yang sampai kekeringan, padahal mereka memiliki sungai yang dulunya sangat berlimpah airnya. Siapa yang salah sebenarnya, kenapa air yang dulu melimpah sekarang hilang. Tentu ini menjadi pelajaran tersendiri bagi masyarakat kita. Air adalah kehidupan dan maukah kita kehilangan air itu sehingga nantinya juga kehilangan kehidupan. ################ Terinspirasi saat memandang ikan-ikan di aquarium yang selalu memberikan keindahan. Air tidak hanya kehidupan tetapi juga keindahan. Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun