Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Mesir, Aljazair dan Laros Cairo

28 Januari 2010   22:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:12 414 0
[caption id="attachment_63589" align="alignnone" width="500" caption="Egypt vs Algeria"][/caption] "Mabruk li muntakhab Masr....", Kata ini yang terdengar di seantreo Cairo ketika wasit meniup peluit tanda permainan Mesir melawan Aljazair berakhir dengan skor 4-0 di laga piala Afrika 2010 yang bertempat di Angola beberapa menit lalu. Semua stasiun televisi mesir mulai dari nile, dream II, el-oula hingga al-jazeera sport secara live menyiarkan pertandingan bergengsi ini. Presiden Husni Mubarak juga memberikan apresiasi ucapan selamat atas kemenangan tim nasional Mesir seperti yang siarkan di stasiun Nile tv. Mulai dari dulu dalam dunia sepakbola Mesir selalu dipertemukan dengan aljazair, beberapa waktu lalu ketika kualifikasi piala dunia 2010 Mesir dibantai alzajair 2-1 di Sudan sehingga aljazair berhasil lolos masuk ke piala dunia di Afrika selatan. Kali ini di piala afrika, mesir benar-benar menunjukkan taringnya dan mampu mengalahkan aljazair dengan kekalahan telak. Bayangkan, selama pertandingan tim nasional mesir sangat menguasai jalannya pertandingan walaupun terlihat tegang. Memasuki menit-menit terakhir babak pertama, tim Mesir berhasil medapatkan penalti setelah salah satu pemainnya dijegal didepan gawang dan akhirnya berhasil mendapatkan satu gol indah dengan sedikit tipuan. Di babak ke dua, permainan tambah semakin seru dan panas, kedua belah pihak terlihat adanya saling permusuhan bebuyutan. Dibabak dua ini ada 3 pemain aljazair yang kena kartu merah gara-gara cara bermain mereka yang tidak sportif. Wasit mendapatkan pujian dari para komentator televisi atas keberaniannya mengambil keputusan kartu merah terhadap pemain aljazair termasuk diantaranya sang kiper. Sebenarnya tadi diriku tidak ada niat sama sekali menonton pertandingan seru musuh bebuyutan sepakbola mesir ini. Seorang sahabatku hari senin besok ada yang akan pulang ke Indonesia dan mengadakan tasyakuran perpisahan. Ketika aku, cak as'ad dan mbak Lia hendak keluar dari rumah, temanku mahmudi juga hendak keluar rumah untuk membayar tagihan internet. "ayo bareng sekalian, aku juga mau keluar", kata mahmudi menawari kami menumpang mobil sedan toyota yang terparkir di depan rumah. Ketika sampai di Mutsallats, aku agak kaget ternyata di rumah sahabatku ini yang bernama H. Hamid Afif, Lc sudah ramai dipadati para mahasiswa al-azhar yang asyik bercanda gurau. Aku lihat mas pras dengan gayanya yang gaul menyanyi ala anak muda dibarengi dengan lantunan dari gitaris teman-teman cairo. "ahlan..ahlan..monggo..kok baru datang mas", kawan-kawan menyapa kami dan kami menyalami satu persatu dari mereka yang dari wajahnya terlihat keceriaan yang memancar. "lho mana cak hamid ini kok gak keliatan", kami mencari sosok berwibawa yang akan pulang ke tanah air. Dengan khas senyum yang dimiliki, cak hamid ternyata sudah cengar cengir menyambut kami dibelakang pintu. Kami berpelukan hangat sekaligus mengucapkan terimakasih dan selamat atas kesuksesan dia haji kemarin. Aku salut dengan cak hamid ini, beliau pribadi yang sangat berdedikasi dan kreatif, tulisan-tulisannya sering dimuat di buletin-buletin di cairo. Dia juga pernah menjabat sebagai presiden organisasi teman-teman se Jawa Timur yang bernama gamajatim Mesir. Orangnya sederhana tapi kritis dan selalu menemukan ide baru dan brilian. Kami sesama kawan Banyuwangi di Cairo memiliki identitas sendiri sebagai sarana shalaturrahim, kami menamakan diri dengan Laros Cairo. Laros kepanjangan dari Lare Osing. Lare berarti orang. Osing adalah bahasa daerah asli Banyuwangi dan nama ini sering digunakan panggilan untuk orang-orang yang berasal dari Banyuwangi, di facebook kami juga memiliki jaringan lare osing yang lumayan luas, mereka tersebar di seluruh wilayah di Indonesia hingga luar negeri, tentunya termasuk kami ini. Memasuki flat apartemen cak hamid, kami langsung menuju kamar. Aku, cak as'ad, mbak lia, shonhaji dan mas agus yang juga haji kemarin dan penulis kreatif yang tulisannya sering di update di www.agusromli.com juga hadir di acara ini. Kami ngobrol tentang perkembangan lare osing di Cairo. Aku bersyukur bisa mengenal para saudara yang bisa saling mengasihi dan saling mendukung. Cak as'ad sebagai sesepuh laros di cairo yang sudah tamat di universitas al-azhar mulai bercerita trik-trik menempuh study di Al-azhar. Memang aku akui, study di al-azhar bisa dibilang gampang-gampang susah tapi lebih banyak sulitnya, karena kita dituntut untuk hafal (tidak hanya faham) mata kuliah yang diajar, apalagi ada mata kuliah wajib yang bernama al-qur'an. Kami harus hafalan al-qur'an. [caption id="attachment_63593" align="alignleft" width="300" caption="Laros Cairo"][/caption] H. cak hamid juga bercerita tentang pengalamannya waktu haji sekaligus tugas temus dari KBRI, tentang pengalamannya di Mekah. Beliau juga memiliki harapan untuk melanjutkan study S2 di luar negeri tapi belum jelas di negeri mana. Aku hanya menjadi pendengar setia apa yang orang-orang besar ini bicarakan. Aku memang salut dengan perjuangan para sahabatku ini. Cak as'ad berjuang sekuat tenaga untuk lulus di al-azhar, dengan segala cara dan upaya, disamping kuliah di al-azhar, beliau juga menjabat sebagai manajer sebuah perusahaan kontainer pengiriman barang Mesir Indonesia. Cak hamid sendiri sibuk di organisasi di Cairo dan mas agus selalu aktif menulis dan menulis. "Persahabatan yang sangat indah", aku membatin. Ketika semua tamu mulai pulang untuk menyaksikan pertandingan bergengsi Mesir vs aljazair, kami juga persiapan ikut-ikutan pulang. Rata-rata mampir ke kafe untuk menonton. Di kawasan hayyul 'asyir ini memang banyak sekali kafe yang menyediakan tontonan gratis tiap kali ada pertandingan-pertandingan sepakbola sembari nyeruput hangatnya teh dan nikmatnya sedotan syisha. "sebuah kenikmatan tiada tara". Kami memilih untuk pulang dengan naik taksi gelap, sebutan sebuah kendaraan ojek yang berbentuk mobil sedan tapi tidak menggunakan argo dan jaraknya juga dekat yakni dari suq sayyarah hingga tubromli yang hanya sekitar 500 meter, lumayan untuk mengistirahatkan kaki. Sampai rumah aku langsung menyalakan televisi dan menonton tayangan live Egytp vs Algeria. [caption id="attachment_63594" align="alignright" width="300" caption="Egypt Supporter"][/caption] "goallllll......goalllll.....goallll......", sorak terdengar dari seluruh penjuru Cairo ketika di menit-menit terakhir Mesir berhasil kembali memasukkan barang bundar ke gawang Aljazair. Orang Mesir kalau berekspresi emang suka kebablasan. Ketika tegang melihat permainan, mereka diam semua asyik menyaksikan jalannya pertandingan giringan bola, namun ketika goal, semuanya ikut teriak sehingga suaranya benar-benar menggema apalagi hampir semua bangunan di kawasan Nasr City berbentuk apartemen dengan rata-rata enam lantai hingga 12 lantai. Malam ini, aku bisa menonton pertandingan bersejarah. Mesir telah mengganyang Aljazair di piala Afrika Angola dengan skor 4-0 dan menyebabkan 3 pemain aljazair terkena kartu merah termasuk kiper. Aku juga bertemu dengan para sahabatku Laros Cairo, lare osing dengan persahabatan yang begitu hangat. Aku bertemu cak hamid yang cerdas, bertemu mas agus yang pendiam tapi memiliki sihir penanya yang tajam dan shonhaji yang selalu kuat menghadapi tantangan hidup di cairo. Malam ini benar-benar menyenangkan dan malam-malam selanjutnya juga akan menyenangkan, aku memiliki sahabat-sahabat yang mencintai dan menyayangiku di Kompasiana ini. Terimakasih sahabat, I Love You forever. ############## Bisyri Ichwan, Mahasiswa Universitas Al-Azhar dan penggemar tim nasioanal Mesir.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun