"Om..yuk adventuran kayak om gitu, kemana kek..aku pengen ke candi, tapi selain Borobudur dan Prambanan" celetuk Akmal Belum genap satu jam saya tiba dirumah setelah melakukan perjalanan mudik (
klik disini untuk cerita perjalannanya), keponakan dari Bogor yang lebih dulu tiba di Jogja, mengajak untuk bepergian ke suatu tempat. Ajakan keponakan yang baru saja masuk SMU ini saya sanggupi. "Tapi setelah lebaran aja yak" jawab saya tanda sanggup. Saya merasa senang juga karena keponakan saya mempunyai antusias untuk travelling, adventuran atau apalah disebutnya, berpergian di alam terbuka, menikmati udara yang masih segar tentunya lebih baik dari pada menikmati gas freon hembusan dari mesin pendingin di pusat perbelanjaan. Selain efek lain yang cenderung akan menjadi konsumtif jika sering bepergian ke mall. Lebaran hari kedua Akmal menagih janji, dengan semangat pula dia segera bersiap saat pagi tiba. Saya sudah merencanakan suatu tempat sesuai yang di maksud Akmal, pergi ke suatu candi yang konon peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Letaknya tidah begitu jauh dari rumah orang tua tempat kami singgah selama mudik di Jogja. Masih satu kabupaten yaitu Sleman. Berbekal informasi dari google, saya arahkan peta yang di ponsel untuk menuju lokasi. Tepatnya berasa di dusun Candiabang, Kelurahan Jogotirto, kecamatan Berbah (koordinat: 7°48′37″LS 110°28′12″BT) Di zaman yang serba memanfaatkan teknologi ini tidak terlalu sulit untuk menemukan lokasi. Eiiits..tunggu dulu, kami sempat berputar-putar didaerah Berbah, karena saat tiba ditujuan google map sedikit menyimpang. Bertemu dengan salah satu penduduk setempat untuk bertanya lokasi candi Abang, dengan ramah dan berbahasan jawa penduduk tersebut menjelaskan arah kesana dengan bahasa tubuh, menggerakan tangan sebagai isyarat belok kanan atau kiri. Ternyata lokasinya sudah tidak terlalu jauh, tidak ada petunjuk yang biasanya berbentuk papan, kami benar-benar mengandalkan informasi dari penduduk tadi. Memasuki jalan offroad dan sedikit menanjak menanandakan lokasi semakin dekat, karena menurut informasi, letak lokasi candi Abang ada diatas bukit. Akhirnya kami menemukan petunjuk papan yang menerangkan jika candi Abang tinggal berjarak 100 meter lagi. Melewati jalan semakin terjal, berbatuan kapur dengan sekeliling pepohonan kayu jati. Membuat bishop saya pacu pelan saja.
KEMBALI KE ARTIKEL