Anas Urbaningrum sendiri begitu memasuki ruang sidang hingga sidang berakhir, tak tampak raut wajah yang susah, gelisah, tapi justru senyum manis dan ketenangan tergambar dari wajahnya. Suasana penuh persahabatan begitu kental dalam ruang persidangan. Bahkan para wartawan dari berbagai media yang hadir pun merasakan suasana yang berbeda. Ada salah satu wartawan Metro TV yang mengajak saya berbincang-bincang disela skors persidangan, dia mengatakan "baru kali ini saya datang dipersidangan Tipikor dengan suasana penuh kekeluargaan" katanya. Hingga dia mendapat berkah dariĀ liputan persidangan Anas UrbaningrumĀ di luar ruang persidangan banyak para relawan dari daerah yang sengaja membawa banyak makanan, mulai dari nasi bungkus, gorengan, dan cemilan-cemilan kecil yang dinikmati bersama oleh orang-orang yang hadir dalam persidangan. Benar-benar layaknya keluarga, wartawan dari berbagai media pun kebagian, lumayan, jatah uang makan dari kantor jadi utuh, berkah.
Saya merasa merinding melihat begitu banyak orang yang mengagumi sosok Anas Urbaningrum, walau banyak media gencar memberitakan kasusnya, tapi bagi mereka yang mengetahui perjalanan kasus Anas Urbaningrum begitu yakin bahwa Anas tidak bersalah dan menjadi korban fitnah yang dilancarkan rekannya dalam Partai Demokrat. Tapi bagi masyarakat awam yang tidak mengikuti perjalanan kasus Anas Urbaningrum akan menilai berbeda akibat pemberitaan miring mengenai kasusnya.
Bagi saya itu maklum, karena rentetan peristiwa hingga Anas jadi terdakwa begitu panjang, berawal dari drama konflik internal partai Demokrat hingga berujung ditahan KPK. Masyarakat hanya mengetahui Anas ketika gencar pemberitaan kasusnya, tanpa mau tahu sejarah kasus yang dialami Anas Urbaningrum, hingga akhirnya mereka hanya ikut-ikutan menghujat yang dikompori oleh media. Tapi bagi masyarakat yang mengikuti perkembangan sejarah dan sepak terjang Anas Urbaningrum tidak akan terbawa arus pemberitaan media. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya orang yang hadir di persidangan memberikan dukungan moril kepada Anas Urbaningrum.
Saya salah satu orang yang dulu terpengaruh dengan arus pemberitaan media, jujur. Berangkat dari rasa penasaran itulah saya berangkat ke Jakarta untuk menyaksikan jalannya persidangan, dan benar saja, dakwaan JPU KPK dan alat bukti yang dikeluarkannya tidak ada relevansinya sama sekali. Miris. Itulah KPK yang selama ini di dewakan, ternyata kinerja dan realitanya manusia juga, ada salahnya dan mungkin banyak, hehe melihat fenomena yang ada di persidangan.